Kopi luwak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 13698799 oleh 112.215.174.225 (bicara)
Tag: Pembatalan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 3:
 
== Sejarah ==
Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di [[Hindia Belanda]] terutama di pulau Jawa dan SumateraSumatra. Salah satunya adalah perkebunan kopi arabika dengan bibit yang didatangkan dari [[Yaman]]. Pada era "Tanam Paksa" atau ''[[Cultuurstelsel]]'' (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.<ref>National Geographic Travellers Indonesia, November 2010, page 44</ref> Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.
 
[[Berkas:Kopi luwak 090910-0075 lamb.JPG|jmpl|200px|Kopi luwak tatkala baru dipungut. [[Lampung Barat]] ]]