Kota Janthoe, Aceh Besar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Syarifah dalila (bicara): Blog bukan sumber tepercaya. (Twinkle ⛔) Tag: Pembatalan |
menambahkan informasi mengenai sejarah jantho. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 13:
'''Kota Jantho''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang berada di [[Kabupaten Aceh Besar]], provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]]. Kota Jantho juga merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Besar. Di wilayah ini pula terdapat stasiun relay [[TVRI]] untuk wilayah Aceh Besar dan sekitarnya.
SEJARAH KOTA JANTHO SEBAGAI IBU KOTA ACEH BESAR.
Perjuangan memisahkan ibukota Aceh Besar ke Jantho bukan pekerjaan mudah. Proses pemidahan itu telah dirintis sejak pembentukan kabupaten Aceh Besar pada tahun 1959 karena pada masa itu wilayah Kabupaten Aceh Besar itu identik dengan pusatnya kerajaan Aceh seyogyanya harus berada di tengah-tengah wilayah Aceh Besar. Tahun 1969, wacana itu semakin matang sehingga timbullah gagasan memindahkan ibukota Aceh Besar ke kecamatan Indrapuri. Entah bagaimana rencana itu ternyata tidak berhasil. Terjadi pro dan kontra sehingga pada 1976 dipilih lokasi yang nyaris berada di tengah-tengah dalam geografis Kab. Aceh Besar yang pada saat itu terbentang dari Sabang hingga perbatasan kota Sigli (ibu kota Kabupaten Pidie sekarang 125 km dari Banda Aceh).
Sebelum dikeluarkan Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga kewedanaan yaitu :
1. Kewedanaan Seulimum
2. Kewedanaan Lhoknga
3. Kewedanaan Sabang
Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang-undag Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibukotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh. Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Banda Aceh sebagai pusat ibukota dianggap kurang efisien lagi, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Usaha pemindahan Ibukota tersebut dari Wilayah Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, dimana lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Banda Aceh Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.
Kemudian pada tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibukota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimum tepatnya kemukinan Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Banda Aceh. Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai keluarnya Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dari wilayah Kotamadya Banda Aceh. Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukinan Janthoi di Kecamatan Seulimum Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dengan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh team departemen Dalam Negeri danpemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Konsultan PT. Markam Jaya yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh besar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama "KOTA JANTHOI". Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibukota terus dimulai, dan akhirnya secara serentak seluruh aktifitas perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Ibukota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.
Melalui peraturan pemerintah nomor 36 itulah kota Jantho secara resmi menjadi lokasi ibukota Aceh Besar yang bersiap sedia mengarungi sejarah masa depannya dengan sejuta impian dan harapan. Punya impian, karena semua warga Aceh Besar pada saat itu merepresentasikan kota Jantho sebagai simbol kenangan kerajaan Aceh dimana salah satu pahlawannya (Cut Nyak Dhien) dilahirkan dan dibesarkan di sini. Begitu juga dengan sejumlah raja raja dan bangsawan Aceh pada masa kerajaan Aceh lahir dan dikebunikan di wilayah ini. Punya harapan, karena dengan penempatan kota di dalam kawasan pegunungan yang terpencil diharapkan akan mempercepat peningkatan perekonomian dan pembangunan yang merata sampai ke lembah Seulawah. Selain itu juga diharapkan menjadi kota penghubung antara timur dan barat (bagian pantai barat dan timur Aceh).
== Daftar Desa/Kelurahan per Mukim di Kecamatan Kota Jantho ==
|