Ragnar Alm: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 1:
'''K. Ragnar Alm''' (dipanggil "Tuan Alam", <!--{{lahirmati|Desa Vadsbro, Dunker, [[Swedia]]|10|10|1900|}}-->lahir di Desa Vadsbro, Dunker, Swedia, [[10 Oktober]] [[1900]], tidak diketahui tahun kematiannya) merupakan seorang misionaris dari [[Gereja Metodis]] yang berasal dari [[Swedia]]. Ia bekerja di daerah "[[Pardembanan]]" yaitu di wilayah [[Kabupaten Asahan]] dan [[Kabupaten Labuhanbatu|Labuhan Batu]], [[SumateraSumatra Utara]], [[Indonesia]].
 
== Masa muda ==
Baris 20:
Pada tahun 1940 "Persermonanta" diterbitkan untuk pertama kali kalinya oleh Pdt. Ragnar Alm. Tetapi selama pemerintahan Nippon (Jepang) menjajah Indonesia, Persermonanta tidak diterbitkan.<ref name=gmi>[http://gmiwilayah1.blogspot.com/2015/09/sejarah-singkat-gmi.html Sejarah singkat Gereja Methodist Indonesia]</ref> Pada periode Maret 1942 sampai dengan Agustus 1945, masa penjajahan Jepang dalam [[Perang Dunia II]], hanya keluarga Pdt. Egon N. Ostrom dan Pdt. Ragnar Alm. dari Swedia yang meneruskan pekerjaan misi di Indonesia.<ref name=gmi/>
 
Bulan Februari 1946 keluarga Alm disuruh tentara Inggeris pulang ke Swedia. Mereka naik pesawat terbang dari Medan ke Singapura. Dua minggu mereka di Singapura, tinggal di hotel East Coast Hotel yang tadinya bagus tetapi sudah rusak. Mereka bertemu dengan Dr.Hobart B. Amstutz yang pernah ditahan di kamp Jepang di Chang i. Pada peringatan hari lahir George Washington, presiden Amerika pertama, dilangsungkan suatu acara yang besar di Wesley Church Singapore. Dr.Amstutz berpidato. Ia kurus sekali setelah keluar dari tahanan tetapi suaranya tetap keras dan mantap. Beberapa tahun berselang ia menjadi Bishop memimpin Konferensi Tahunan untuk SumateraSumatra sampai gereja Methodist menjadi otonom pada tahun 1964. Mereka berencana pulang lagi ke SumateraSumatra bulan Juni 1947. Di Singapore Bishop Lee menjelaskan peristiwa yang terjadi di Indonesia. Belanda ingin merebut Indonesia kembali dan SumateraSumatra Timur sudah dikuasai. Mereka tidak berkeinginan pulang ke SumateraSumatra yang berada dibawah kekuasaan Belanda, maka Bishop Lee menunjuknya bekerja di Teluk Anson, Malaysia. Disini mereka tinggal selama 9 bulan. Meskipun bertugas di Anson Bishop memintanya berkunjung ke SumateraSumatra guna mengetahui perkembangan keadaan disana. Memang saat itu Pdt.A.V Klaus berada di Medan, tetapi Bishop memerlukan juga laporan dari Alm. Pada bulan Desember 1947 sebagian orang Batak sudah kembali ke SumateraSumatra Timur. Pendeta Luther Hutabarat sudah di Medan. Mereka meminta Ragnar kembali segera. Ragnar dan keluarganya pindah dari Teluk Anson ke Medan pada bulan Maret 1948.<ref name=otobiografibabdelapan>[http://dokumen.tips/documents/ragnar-alm-tuan-alam-di-batak-pardembanan.html Ragnar Alm. Otobiografis Misionari Metodis di Pardembanan (Asahan - Labuhan Batu)] Bab 8 Tawanan. Diterjemahkan dari bahasa Batak - oleh S. Simatupang.</ref>
 
Pada tahun 1952, ia mendirikan Sekolah Pendidikan Guru Jemaat di Kisaran dan kemudian merintis kemandirian [[Gereja Methodist Indonesia]] (GMI) bersama sejumlah misionaris Swedia, termasuk Eric Lager, dan misionaris Inggris.<ref>[http://worldmethodistcouncil.org/about/member-churches/name/indonesia-methodist-church-north/ Indonesia Methodist Church North], pada situs web World Methodist Council</ref>