Samaun Bakri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Anak dari Bp Samaun Bakri |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 20:
|parents = Bagindo Abu Bakar<br>Siti Syarifah
}}
'''Samaun Bakri''' ({{lahirmati|[[Kurai Taji, Nan Sabaris, Padang Pariaman|Kurai Taji]], [[Nan Sabaris, Padang Pariaman|Nan Sabaris]], [[Kabupaten Padang Pariaman|Padang Pariaman]], [[
== Riwayat perjuangan ==
Pada awal 1926, Samaun muda bekerja di kantor [[residen]] [[Kota Padang|Padang]], namun tidak lama kemudian ia keluar karena tidak suka dengan keangkuhan orang [[Belanda]]. Semangat anti-penjajahannya kemudian membuat ia menjadi [[aktivis]] di berbagai [[partai politik]] di
Perjuangan Samaun juga dilakukan melalui [[media massa]] dengan menjadi wartawan [[surat kabar]] ''Persamaan'' pada tahun 1929. Ia mengkritik kebijakan pemerintah kolonial sehingga membuat ''kontrolir'' [[Pariaman]], Spits, marah dan mengusir Samaun dari tanah kelahirannya melalui [[Wali Nagari]] Kurai Taji, Moehammad Noer Majolelo yang masih ber[[kerabat]] dengannya.<ref name="historia.co.id"/>
Baris 47:
== Kehidupan pribadi ==
Samaun Bakri lahir pada 28 April 1908 di Nagari Kurai Taji, Nan Sabaris, Padang Pariaman, Sumatra Barat, putra dari pasangan Bagindo Abu Bakar dan Siti Syarifah. Ia menempuh pendidikan menengah pertama di ''Vervolgschool'', lalu di [[
Samaun juga berperan besar pada awal hubungan antara Soekarno dengan [[Fatmawati]]. Ketika Soekarno berada di Jakarta setelah bebas dari pengasingan di Bengkulu, Samaun diutus Soekarno untuk membawa pesan dan bingkisan untuk Fatmawati di Bengkulu. Ia bersama [[Abdul Karim Oei Tjeng Hien|Abdul Karim Oei]] dan [[Mohammad Djamil|dr. Djamil]] kemudian juga berperan mengurus pernikahan Fatmawati dengan Soekarno pada [[1 Juni]] 1943, yang diwakilkan teman dekatnya, opseter (pengawas) Sarjono. Setelah pernikahan itu, Samaun kemudian membawa dan mengawal Fatmawati dan rombongannya yang terdiri dari orangtua, serta paman dari ibu Fatmawati, Moh. Kancil, yang juga penjahit pakaian Bung Karno saat di Bengkulu, ke Jakarta.<ref name="historia.co.id"/>
|