Beureunun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan Foto Emping |
Penyesuaian kata yang tidak memenuhi EYD |
||
Baris 5:
= '''Prolog''' =
Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang dapat dikatakan paling kompleks, karena perkembangannya dipengaruhi oleh aktifitas pengguna
== '''Kota Beureunuen''' ==
Baris 14:
== '''Sejarah Kota Beureunuen''' ==
[[Berkas:Emping.jpg|al=Emping melinjo Khas Beureunuen|jmpl|Emping Melinjo Merupakan salah satu keripik khas dari Pidie, yang di pelopori oleh Kota Beurenuen sendiri. Emping ini terbuat dari melinjo berkualitas tinggi yang tumbuh di wilayah Pidie dan Pidie Jaya.]]
Kota Beureunuen merupakan pusat kota di Kecamatan Mutiara kabupatenPidie. Beurenuen dahulunya pernah menjadi pusat perbelanjaan di Pidie. Sejarah Beureunuen diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali penjajah. Jika dibandingkan dengan dengan kota lainnya di Kabupaten Pidie, Kota Beurenuen merupakan wilayah yang sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai agama). Hal ini dibuktikan dengan adanya Mesjid Baitul ‘Ala Lilmujahiddin (Mesjid Abu Beureueh) yang merupakan mesjid peninggalan sejarah di Kabupaten Pidie yang sampai inimasih menjadi pusat kegiatan keagamaan. Identitas kota Beureunuen
== '''Perkembangan Kota Beureunuen di Bidang Ekonomi dan Ekologi''' ==
Pada sektor ekonomi, kota Beureunuen saat ini memiliki 9 Bank, 2 sarana pasar umum, 896 kelompok pertokoan, 116 warung nasi/kopi, 238 kios dan lain-lainnya yang menunjang kegiatan ekonomi. Pembangunan yang dilakukan dari tahun ke tahun
Keberadaan kota Beureunuen sendirisangat berpengaruh terhadap alih fungsi lahan. Masyarakat menjadikan area persawahan menjadi pemukiman, industri, pertokoan dan lain-lain. Sampai saat ini sepanjang jalan dari desa Mesjid Yaman sampai ke Simpang Keumangan sudah di penuhi oleh jejeran pertokoan berlantai 2, lantai 2 toko dijadikan masyarakat sebagai tempat tinggal. Pidie sendiri dikenal juga sebagai kota perniagaan yang lebih ramai sebelum kejayaan Pasai. Ramainya Pidie sebagai jalur perdagangan ternyata tidak melibatkan etnis Tionghoa dalam dunia perekonomiannya. Namun di pasar Beureunuen sendiri tidak ada pedagang Cina yang terlihat berjualan. Eksistensi pedagang lokal sendiri begitu kuat sehingga tidak ada peluang bagi pedagang Cina untuk bersaing.<ref group="Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah">Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 148 – 155.</ref>
Baris 23:
<references group="Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah" />
== '''Masjid Abu Beureueh''' ==
Masjid Abu Beureueh atau dengan nama lain Masjid Baitul A’la Lil Mujahiddin yang Terletak di Beureunuen, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, kini dikenal sebagai salah satu daerah yang sangat aktif di bidang perekonomiannya, karena letaknya cukup strategis (berada sebelum memasuki ibukota Kabupaten Pidie) dibangun atas prakarsa Tgk. Muhammad Daud Beureueh pada tahun 1950. Dalam pembangunan Masjid tersebut telah beberapa kali sempat terjadi ketegangan dari pihak yayasan yang mengklaim masjid itu berhak dikelola penuh oleh yayasan yang dibentuk oleh keluarga, sementara pihak masyarakat menolaknya karena menilai masjid itu milik seluruh komponen masyarakat.
Setelah beberapa kali pertemuan dengan melibatkan masyarakat Mutiara serta tokoh agama dan Imum Chik Masjid Abu Beureuh, barulah pembangunan itu dilanjutkan kembali dengan satu syarat, yaitu bangunan dasar masjid yang telah dipondasi oleh Almarhum Tgk. Muhammad Daud Beureueh tidak dapat di ubah sesuai dengan permintaan almarhum tempo dulu. Masjid yang rampung pada tahun 1980 tersebut juga menyimpan sejarah yang amat berharga, yaitu makam Teungku Muhammad Daud Beureueh yang terpugar sederhana dibagian belakang masjid.<references responsive="" /><ref group="http://humasprotokol.pidiekab.go.id">{{Cite web|url=http://humasprotokol.pidiekab.go.id/masjid-bersejarah-pidie/|title=Masjid Bersejarah Pidie|date=2014-01-05|website=Humas Protokol Pidie|language=en-US|access-date=2019-03-21}}</ref>
|