Tjong A Fie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 17:
|relatives = Tjong Pau Nen (kakek)<br>Nyonya Nyonya Fu (nenek)<br>Tjong Chiok Cen (kakak)<br>Tjong yong Hian (kakak)<br>Tjong Chiok Kiu (kakak)<br>Tjong Chiok Pei (adik)<br>Tjong Chiok Chen (adik)<br>Tjong Chiok Sien (adik)<br>Lim Sam-Hap (ayah menantu)<br>Nyonya Lim (ibu menantu)<br>Lim Kwee-Seng (adik menantu)<br>Lim Chooi-Lye (adik menantu)<br>Lim Hwee Kim (adik menantu)<br>Lim Seh-Han (adik menanatu)<br>14 cucu laki-laki<br>15 cucu perempuan
}}
'''Tjong A Fie''' ([[Aksara Tionghoa]] : 張阿輝) ([[Guangdong]], 1860-[[Medan]], 1921) adalah seorang [[pengusaha]], [[bankir]] dan ''kapitan'' yang berasal dari [[Tiongkok]] dan sukses membangun [[bisnis]] besar dalam bidang [[perkebunan]] di [[
== Kehidupan awal ==
Baris 25:
Ia berasal dari keluarga yang sederhana.<ref name="enam"/> Bersama kakaknya [[Tjong Yong Hian]] (1850-1911), Tjong A Fie meninggalkan bangku [[sekolah]] dan membantu menjaga [[toko]] ayahnya.<ref name="enam"/> Walaupun hanya mendapatkan pendidikan seadanya, tetapi Tjong A Fie sangat cerdas dan menguasai cara-cara berdagang sehingga usaha keluarganya cukup sukses.<ref name="enam"/>
Tjong A Fie memutuskan untuk merantau ke [[Hindia Belanda]] (Indonesia) untuk mencari penghidupan yang lebih baik.<ref name="enam"/> Pada tahun 1875 Tjong A Fie pergi ke [[Medan]] ([[
Tjong A Fie tumbuh menjadi sosok yang tangguh, menjauhi candu, judi, mabuk-mabukan dan pelacuran.<ref name="enam"/> Ia menjadi teladan dan menampilkan watak [[kepemimpinan]] yang sangat menonjol.<ref name="enam"/> Ia sering menjadi penengah jika terjadi cekcok antara orang Tionghoa dengan etnis lain.<ref name="enam"/> Di daerah perkebunan milik Belanda sering terjadi keributan di kalangan buruh yang menimbulkan kekacauan dan karena kemampuannya, Tjong A Fie sering diminta Belanda untuk membantu mengatasi masalah-masalah tersebut.<ref name="enam"/> Ia lalu diangkat menjadi [[Letnan Tionghoa]] dan pindah ke kota Medan.<ref name="enam"/> Karena prestasinya yang luar biasa, dalam waktu singkat Tjong A Fie naik pangkat menjadi ''Kapitan'' pada tahun [[1911]], untuk menggantikan kakaknya yang telah wafat.<ref name="enam"/> Dengan rekomendasi Sultan Deli, Tjong A Fie menjadi anggota ''gemeenteraad'' ([[dewan kota]]) dan ''cultuurraad'' ([[dewan kebudayaan]]) selain menjabat sebagai penasihat pemerintah Hindia Belanda untuk urusan Tiongkok.<ref name="enam"/>
Baris 35:
Di tanah Deli, Tjong A Fie menjalin hubungan baik dengan [[Sultan Deli]], [[Sultan Ma'moen Al Rasyid|Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah]] dan [[Tuanku Raja Muda]] sehingga membuka jalan baginya untuk menjalankan usaha.<ref name="enam"/> Sultan memberinya konsesi penyediaan atap daun nipah untuk keperluan perkebunan tembakau untuk pembuatan bangsal.<ref name="enam"/>
Tjong A Fie dikenal menjadi orang [[Tionghoa]] pertama yang memiliki perkebunan yang sangat luas.<ref name="enam"/> Ia mengembangkan usaha perkebunan tembakau di [[Deli]], teh di daerah [[Bandar Baru]], dan [[Si Bulan]], serta perkebunan kelapa.<ref name="enam"/> Di [[
Bersama kakaknya Tjong Yong Hian, Tjong A Fie bekerja sama dengan Chang Pi Shih, paman sekaligus konsul Tiongkok di [[Singapura]] mendirikan perusahaan kereta api [[The Chow-Chow & Swatow Railyway Co.Ltd.]] di Tiongkok Selatan.<ref name="enam"/> Karena jasanya tersebut mereka berkesempatan bertemu muka dengan [[Ibu Suri Cixi]] di [[Beijing]].<ref name="enam"/>
Baris 43:
== Akhir hayat dan wasiat ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De menigte in een straat te Medan bij de Chinese begrafenisstoet van de op 4 februari 1921 overleden majoor Tjong A Fie TMnr 60043491.jpg|jmpl|ka|200px|Prosesi pemakaman Tjong A Fie di Medan, 1921.]]
Tjong A Fie tutup usia pada tanggal [[4 Februari]] [[1921]] karena menderita [[apopleksia]] atau [[pendarahan]] [[otak]].<ref name="enam"/> Seluruh masyarakat kota [[Medan]] turut berduka, ribuan orang pelayat datang dari kota Medan dan [[
Empat bulan sebelum menghembuskan napas terakhir, Tjong A Fie mewasiatkan seluruh kekayaannya di [[
== Jasa ==
Tjong A Fie dikenal sangat berjasa dalam membangun [[kota Medan]] yang pada saat itu dinamakan [[Deli Tua]], terutama kawasan permukiman etnis [[Tionghoa]] ([[Kampung Tionghoa]]).<ref name="tiga"/> Beberapa jasanya dalam usaha mengembangkan kota Medan adalah menyumbangkan menara lonceng untuk [[Gedung Balai Kota Medan]] yang lama, pembangunan [[Istana Maimoon]], [[Gereja Uskup Agung Sugiopranoto]], [[vihara|Kuil Buddha]] di [[Brayan]], [[kuil]] [[Hindu]] untuk warga [[India]], [[Batavia Bank]], [[Deli Bank]], [[Jembatan Kebajikan]] di Jalan Zainul Arifin serta mendirikan [[rumah sakit]] Tionghoa pertama di Medan bernama [[Tjie On Jie Jan]].<ref name="tiga"/><ref name="enam"/><ref name="empat"/> Ia dikenal pula sebagai pelopor industri perkebunan dan transportasi kereta api pertama di [[
Tjong A Fie dikenal dermawan dan sangat dekat dengan masyarakat [[pribumi]] dan [[Tionghoa]] kota Medan sehingga ia disenangi orang-orang.<ref name="tiga"/><ref name="enam"/> Sebagai dermawan, ia banyak menyumbang untuk warga yang kurang mampu.<ref name="tiga"/> Ia sangat menghormati warga [[muslim]], bahkan berperan serta dalam mendirikan tempat ibadah yakni [[Masjid Raya Al-Mashum]] dan [[Masjid Gang Bengkok]] serta ikut merayakan hari-hari besar keagamaan bersama mereka.<ref name="tiga"/> Nama Tjong A Fie pernah akan dijadikan sebagai nama sebuah jalan di kota Medan, tapi dibatalkan dan jalan itu menjadi Jalan K.H. [[Ahmad Dahlan]].<ref name="dua"/> Karena sifatnya yang dermawan dan toleran tanpa membeda-bedakan bangsa, ras, agama dan asal usul, Tjong A Fie senantiasa dikenang oleh warga Medan dan sekitarnya.<ref name="enam"/>
|