Yahudi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Sinagoga +Sinagoge, -sinagoga +sinagoge)
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 4:
 
== Sejarah ==
Kehadiran orang Yahudi pertama kali di kepulauan Indonesia telah dikonfirmasi dalam sebuah teks tertulis yang berasal dari akhir Abad Pertengahan. Orang ini adalah seorang pedagang dari Fustat di Mesir, yang meninggal di pelabuhan Barus, SumateraSumatra Utara tahun 1290.
Pada tahun 1859, pengelana Yahudi, '''Jacob Saphir''', adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di [[Hindia Belanda]], setelah mengunjungi [[Batavia]]. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa di [[Semarang]]. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada [[abad ke-19]] adalah Yahudi [[Belanda]] yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan Rezim Kolonial Belanda. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran Yahudi dari [[Irak]] atau [[Yahudi Yaman|Yaman]]. Pada masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, Agama Yahudi diakui sebagai salah satu agama resmi.
 
Baris 41:
# Kasra Zahra Bin Abbenon,salah satu aktifis Pengajaran Yahudi diAmbon,Maluku.
 
Adapun ada beberapa suku bangsa di Indonesia yang 'terindikasi' keturunan [[Sepuluh Suku yang Hilang|Sepuluh Suku Israel yang 'Hilang']] pasca peristiwa pembuangan [[Asiria]] ([[Asyur]]) pada tahun 721 SM yang terdapat pada Suku [[Suku Nias|Nias]] dan [[Suku Batak|Batak]] di [[SumateraSumatra Utara]], [[Suku Dayak|Dayak]] di [[Kalimantan]], Talaud, Sangihe dan [[Suku Minahasa|Minahasa]] di [[Sulawesi Utara]], [[Suku Toraja|Toraja]] di [[Sulawesi Selatan]], [[Suku Sumba|Sumba]] dan Suku-suku lainnya di [[Nusa Tenggara Timur]]/NTT (Flobamora), Alef'uru dan Suku-suku Raja lainnya di [[Kepulauan Maluku|Maluku]].
 
=== Asimilasi dan perubahan populasi ===