Kesultanan Serdang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 22:
|date_end =
|event_start =
|event_end = [[Revolusi Sosial SumateraSumatra Timur]]
|image_map = Petasumateratimur.jpg
|image_map_caption = Wilayah Kesultanan Serdang pada 1930 (pada peta berwarna jingga)
Baris 39:
}}
 
'''Kesultanan Serdang''' berdiri tahun [[1723]] dan bergabung dengan [[Indonesia|Republik Indonesia]] tahun [[1946]]. Kesultanan ini berpisah dari [[Kesultanan Deli|Deli]] setelah sengketa tahta kerajaan pada tahun [[1720]]. Seperti kerajaan-kerajaan lain di pantai timur SumateraSumatra, Serdang menjadi makmur karena dibukanya perkebunan [[tembakau]], [[karet]], dan [[kelapa sawit]].
 
Serdang ditaklukkan tentara [[Hindia Belanda]] pada tahun [[1865]]. Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani tahun [[1907]], Serdang mengakui kedaulatan Belanda, dan tidak berhak melakukan hubungan luar negeri dengan negara lain. Dalam peristiwa revolusi sosial di SumateraSumatra Timur tahun [[1946]], [[Sultan]] Serdang saat itu menyerahkan kekuasaannya pada aparat Republik.
 
=== Wilayah Kekuasaan ===
Baris 87:
Pembentukan Lembaga Orang Besar Berempat di Serdang ini, disebabkan Raja Urung Sunggal kembali ke Deli, sementara Raja Urung Senembah dan Raja Urung Tg. Merawa tetap menjadi raja di wilayah taklukan Serdang.
 
Sultan Ainan Johan Almashah memperkukuh Lembaga Empat Orang Besar di atas berdasarkan fenomena alam dan hewan yang melambangkan kekuatan, seperti 4 penjuru mata angin (barat, timur, selatan, utara), kukuhnya 4 kaki binatang dan asas Tungku Sejarangan (4 batu penyangga untuk masak makanan). Lembaga itu juga melambangkan sendi kekeluargaan pada masyarakat Melayu SumateraSumatra Timur yaitu: suami, isteri, anak beru (menantu) dan Puang (mertua). Demikianlah, pembentukan lembaga di atas didasarkan pada akar budaya masyarakat Serdang sendiri. Selanjutnya, lembaga inilah yang berperan dalam upacara perkawinan maupun perhelatan besar.<ref name="melayu"/>
 
=== Jabatan Lainnya ===
Baris 118:
# Perdagangan antara Serdang dengan Pulau Pinang sangat ramai (terutama lada dan hasil hutan).
# Sultan Thaf Sinar Basyar Shah (juga bergelar Sultan Besar) memerintah dengan lemah lembut, suka memajukan ilmu pengetahuan dan mempunyai sendiri kapal dagang pribadi.
# Industri rakyat dimajukan dan banyak pedagang dari pantai barat SumateraSumatra (orang Alas) yang melintasi pegunungan Bukit Barisan menjual dagangannya ke luar negeri melalui Serdang.
# Baginda sangat toleran dan suka bermusyawarah dengan negeri-negeri yang tunduk kepada Serdang, termasuk orang-orang Batak dari Pedalaman.
# Cukai di Serdang cukup moderat.
Baris 147:
 
{{commonscat|Sultans of Serdang}}
{{Kerajaan di SumateraSumatra}}
 
[[Kategori:Kesultanan Serdang| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Serdang]]
[[Kategori:Kerajaan di SumateraSumatra Utara|Serdang]]
[[Kategori:Kabupaten Deli Serdang]]