Arsitektur Rote: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rofinus EL (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Rofinus EL (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
<nowiki>{{sedang ditulis}}</nowiki>
Suku Rote adalah masyarakar penghuni kabupaten Rote Ndao yang baru dimekarkan dari Kabupaten Kupang pada tahun 2002. Arsitektur tradisional suku Rote selalu berhubungan dengan iklim, manfaat dan bahan bangunan yang digunakaan. Arsitektur mempunyai ruang-ruang sesuai dengan berbagai macam kegiatan serta fungsinya. Arsitek adalah simbol budaya suatu daerah termasuk aritektur tradisional suku Rote<ref>{{Cite web|url=http://kupang.tribunnews.com/2009/10/13/arsitek-bicara-arsitektur-ntt|title=Arsitek Bicara Arsitektur|last=Ara Kian, ST, MT, IAI|first=Don|date=12 Oktober 2009|website=Pos-Kupang.com|publisher=kupang.tribunnews.com|access-date=23/3/2019}}</ref>. ▼
Arsitektur adalah suatu hasil dari proses kebudayaan masyarakat tertentu. Arsitektur meliputi bentuk fisik bangunan, nilai estetika, dan juga merupakan suatu ekspresi sosial-budaya. Dalam arsitektur tradisional suku Rote, Nusa Tenggara Timur, dan juga bangunan tradisional suku-suku yang lain menghadirkan aspek fisik dan non-fisik didalam rancangan bangunan tersebut<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.senibudayaku.com/2017/11/rumah-adat-nusa-tenggara-timur.html|title=rumah-adat-nusa-tenggara-timur|last=Budayaku|first=Seni|date=18 November 2017|website=Rumah Adat Nusa Tenggara Timur Lengkap Penjelasannya|publisher=Seni Budayaku.com|access-date=27/11/2019}}</ref>. Rumah tradisional suku Rote berbentuk atap ''seperti perahu terbalik m''encerminkan kehidupan masyarakat yang merupakan pelaut <ref name=":1" />.
▲
== Luas dan Letak Geografis ==
Baris 22 ⟶ 25:
== Struktur ==
Penduduk pulau Rote membangun rumah tradisional dengan atap berbentuk
Rumah ini tidak berjendela, kalau toh ada sudah merupakan modifikasi. Pintunya hanya dua yaitu pintu utama yang di-posisikan tepat di tengah dan pintu belakang yang menghubungkan dengan dapur juga diposisikan di tengah. Ketika kita masuk rumah lewat pintu utama, kita sudah ber?ada di ruang tamu atau nai mata. Bagian kedua merupakan ruang makan dan kamar tidur (kama dale). Bila kita melongok keatas di rung tamu terdapat loteng untuk menyimpan barang-barang dan cadangan pangan (jagung). Kalau rumah itu mempunyai lumbung terpisah maka cadangan pangan disimpan di lumbung. Posisi usuk (dodoik) sebagai tulang bagian atas rumah tidak boleh bertepatan dengan tengah-tengah pintu. Sedangkan lantai rumah masih tanah alami tanpa di lapisan apapun <ref name=":2">{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Rumah-Tradisional-Pulau-Rote|title=Rumah-Tradisional-Pulau-Rote|last=Roby|first=Darisandi|date=29 April 2014|website=Perpustakaan Digital Indonesia|publisher=Budaya Indonesia.org|access-date=24/3/2019}}</ref>.
== Konstruksi ==
Baris 29 ⟶ 34:
Seluruh bagian rumah menggunakan bahan baku pohon lontar dan atau pohon gewang. Atapnya dari daun kering kerangka rumah menggunakan kayu dan dinding rumah menggunakan pelepah daun yang ditata sedemikian rupa. Ciri lain yang masih dibawa dari daerah asalnya adalah bahwa dapur terpisah dari rumah utama. Walaupun sangat sederhana rumah ini mempunyai sifat yang sangat positif yaitu hangat dimusim hujan dan sejuk dimusim kemarau. Rumah ini tidak berjendela, kalau toh ada sudah merupakan modifikasi. Pintunya hanya dua yaitu pintu utama yang di-posisikan tepat di tengah dan pintu belakang yang menghubungkan dengan dapur juga diposisikan di tengah. Ketika kita masuk rumah lewat pintu utama, kita sudah ber?ada di ruang tamu atau nai mata. Bagian kedua merupakan ruang makan dan kamar tidur (kama dale). Bila kita melongok keatas di rung tamu terdapat loteng untuk menyimpan barang-barang dan cadangan pangan (jagung). Kalau rumah itu mempunyai lumbung terpisah maka cadangan pangan disimpan di lumbung. Posisi usuk (dodoik) sebagai tulang bagian atas rumah tidak boleh bertepatan dengan tengah-tengah pintu.ada atap memiliki kemiringan yang curam menggunakan penutup daun alang-alang atau daun kelapa ataupun daun pohon lontar. Pondasi rumah menggunakan konstruksi tiang kayu yang ditanam dalam tanah. Dinding rumah tradisional dari batang daun pohon kelapa (pelepah) masyarakat sekitar menyebutnya kayu bebak, papan kayu, papan batang kelapa atau papan batang pohon lontar, tapi pada umumnya menggunakan masyarakat sekitar pelepah sedangkan lantai rumah masih tanah alami tanpa di lapisi apapun.<br />
<br />
▲== Material ==
== Referensi ==
|