Suku Hubula: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
== Upacara ''Wam Mawe'' ==
Dalam bahasa Hubula, ''wam mawe'' terdiri dari dua kata, yakni ''wam'' dan ''mawe. Wam'' (dalam [[Bahasa Indonesia]]) berarti [[babi]] dan ''mawe'' (dalam [[Bahasa Indonesia]]) berarti upacara, secara garis besar maka ''wam mawe'' berarti Upacara Babi. Bagi Suku Hubula ''wam mawe'' adalah upacara dan pesta adat yang sangat penting, oleh karena itu orang-orang Hubula akan melaksanakan upacara ini secara besar-besaran. Upacara ini juga tidak berlangsung tiap tahun, tetapi setiap empat atau lima tahun sekali, sehingga tidak mengherankan kalau Suku Hubula melaksanakannya secara meriah.<ref name=":0" />
 
Upacara ''wam mawe'' dilaksanakan khusus bagi kaum [[laki-laki]]. Sebelum pelaksanaan ''wam mawe'' biasanya dilakukan pula upacara ''wam wesake'' atau Pesta [[Honai Adat]], babi-babi yang dipilih untuk upacara pun bukan babi-babi sembarangan, melainkan babi yang yang paling bagus dan terbaik yang telah dipersiapkan dan dipelihara sangat lama untuk upacara tersebut.<ref name=":0" />
 
=== Tujuan Pelaksanaan Upacara ===
Pelaksanaan ''wam mawe'' sendiri juga tidak semata-mata sebagai bentuk perayaan, melainkan juga sebagai upacara untuk menyelesaikan masalah-masalah adat yang terjadi di dalam masyarakat. Masalah-masalah yang muncul itu seperti masalah [[Mas kawin|mas kawin]] yang belum dibayarkan atau masalah-masalah hutang piutang lainnya.<ref name=":0" />
 
Selain masalah hutang piutang, upacara ''wam mawe'' memiliki tujuan lainnya, antara lain:{{sedang<ref ditulis}}name=":0" />
 
* Untuk memperbaiki tatanan masyarakat dan hubungan internal antar-klan dalam [[Honai adat|honai adat]] Suku Hubula.
* Untuk penghormatan dan penghargaan atas [[aliansi]] atau [[persekutuan]] antar-suku dalam sebuah [[Perang|peperangan.]] Hal ini juga dilaksanakan sebagai perayaan kemanganan dalam perang yang dilakukan oleh Suku Hubula dan suku yang menjadi sekutu mereka.
* Membangun hubungan [[diplomasi]] dengan honai adat dari klan atau suku lainnya.
 
Setelah pesta selesai, para pemuda kemudian melantunkan nyanyian-nyanyian sebagau tanda selesainya upacara, setelah itu mereka membagikan daging babi yang sudah dibakar sebelumnya kepada seluruh masyarakat adat yang telah ditentukan.<ref name=":0" />
<br />{{sedang ditulis}}
 
== Referensi ==