Kantor Pos Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{Sedang ditulis}}
 
[[Kantor pos|Kantor Pos]] Bogor adalah sebuah bangunan  yang sebelumnya merupakan gereja pertama di [[Kota Bogor|kota Bogor]]<ref name=":0">{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/kantor-pos-bogor/|title=Kantor Pos Bogor|date=2017-11-30|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-23}}</ref>. Kantor Pos Bogor adalah sebuah bangunan  yang sebelumnya merupakan [[gereja]] pertama di [[Kota Bogor|kota Bogor]]. Bangunan tersebut diresmikan pada tanggal 13 April 1845. Sesuai dengan fungsinya, gereja ini dimaksudkan sebagai tempat beribadah umat Protestan dan umat Katolik secara bergiliran. Setelah umat Katolik mendirikan [[Gereja Katedral Bogor|Gereja Katedral]], dan umat Protestan membangun [[Gereja zebaoth bogor|Gereja Zebaoth]], bangunan gereja tersebut oleh [[Pemerintah Belanda]] kemudian dijadikan kantor pos karena letaknya di pinggir [[Jalan Raya Pos|Jalan Raya Pos (Post Weg)]].
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1800, [[Kota Bogor|kota Bogor]] banyak kedatangan penduduk yang berasal dari [[Eropa]], [[Asia]], dan [[Bumiputera]]<ref>{{Cite web|url=http://www.hariansejarah.id/2016/09/utusan-napoleon-bonaparte-sejarah-pemerintahan-gubernur-jenderal-herman-willem-deandels-di-nusantara-1808-1811.html|title=Harian Sejarah: Masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di Nusantara (1808-1811)|last=Sejarah|first=Penulis Teman|website=Harian Sejarah|access-date=2019-03-26}}</ref>. Para pendatang tersebut, banyak yang beragama Katolik dan Protestan. Oleh karena itu, kebutuhan rumah beribadah di [[Kota Bogor|kota Bogor]] sangat diperlukan, hingga akhirnya pemeritah [[Hindia Belanda|Hindia-Belanda]] menyetujui pembangunan sebuah gereja yang bisa digunakan secara bergantian antar umat Katolik dan Protestan. Pada tahun 1896, umat Katolik kemudian memisahkan diri dan membangun gereja Katedral, dan mulai meninggalkan gereja lama. Lalu pada tahun 1920, umat Protestan membangun gereja baru untuk mereka beribadah, dan diberi nama [[GPIB Zebaoth Bogor|Gereja Zebaoth]].
 
Gereja lama pun mulai sepi, karena umat Katolik dan Protestan telah memiliki rumah ibadahnya masing-masing. Karena hal tersebut, pemerintah [[Hindia Belanda|Hindia-Belanda]] menghibahkan gereja tersebut kepada [[Jawatan Post Telegraaf]] milik [[Hindia Belanda|Hindia-Belanda]] yang semula berada di [[Stasiun Bogor|stasiun Bogor]]. Di tahun 1920, bangunan tersebut mulai beroperasi sebagai kantor Pos di kota Bogor. Bangunan ini memiliki luas 1.161 m² di atas lahan seluas 2.087 m², dan status kepemilikannya di tangan [[PT Pos Indonesia|PT. Pos Indonesia]]<ref name=":0" />. Karena awalnya merupakan bangunan gereja, bangunan ini memiliki atap cukup tinggi dan terdapat jendela kaca berbentuk persegi empat. Hanya saja, interiornya yang dulu untuk memenuhi kebutuhan peribadatan gereja, sekarang dirombak menjadi beberapa ruangan tidak permanen sesuai keperluan kantor pos.