Pertempuran Laut Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Izizaki muriyano2002 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 23:
Serangan [[Jepang]] ke [[Hindia Belanda]] berkembang dengan cepat dari koloni mereka di [[Kepulauan Palau]] dan Jepang merebut markas di [[Sarawak]] dan [[Filipina Selatan]]. Mereka menaklukkan sejumlah markas di [[Kalimantan Timur]] dan [[Sulawesi Utara]]. Sementara konvoi pasukan, yang dikawal [[kapal perusak]] dan [[kapal penjelajah|penjelajah]] dengan dukungan udara oleh pesawat tempur yang beroperasi dari pangkalan yang telah ditaklukkan, berlayar ke selatan melalui [[Selat Makassar]] dan ke [[Laut Maluku]]. Untuk melawan penyerang itu hanya ada kekuatan kecil, yang sebagian besar terdiri atas kapal perang [[Amerika Serikat]] dan [[Belanda]], yang sebagian besar peninggalan Perang Dunia I, di bawah komando [[Laksamana]] [[Thomas C. Hart]].
[[Berkas:Japanese cruiser Haguro.jpg|jmpl|ka|Kapal penjelajah [[Kapal penjelajah Haguro|''Haguro'']] (di gambar) menenggelamkan [[Hr. Ms. De Ruyter (1935)|HNLMS ''De Ruyter'']], membunuh Laksamana [[Karel Doorman]].]]
Pada tanggal [[23 Januari]] [[1942]], 4 kapal perusak AS [[Pertempuran Selat Makassar|menyerang]] konvoi Jepang di Selat Makassar saat mendekati [[Kota Balikpapan|Balikpapan]] di [[Kalimantan]]. Pada tanggal [[13 Februari]], dalam [[Pertempuran Palembang]], Sekutu tak berhasil mencegah Jepang menduduki pelabuhan minyak utama di [[SumateraSumatra]] bagian timur. Pada malam [[9 Februari|9]]-[[20 Februari]], sebuah angkatan Sekutu menyerang Armada Invasi Timur di lepas [[Bali]] dalam [[Pertempuran Selat Badung]]. Juga pada tanggal [[19 Februari]], [[Armada Udara Pertama Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|Armada Udara Pertama Jepang]], di bawah Laksamanan [[Chuichi Nagumo]], menyerang dan menghancurkan pelabuhan di [[Darwin, Australia|Darwin]], [[Australia]] utara hingga tak mampu berfungsi sebagai markas suplai dan laut untuk mendukung operasi di Hindia Timur.
 
Ketika pertempuran akan mulai, Sekutu jauh lebih lemah. Mereka terpecah belah (kapal-kapalnya berasal dari 4 negara terpisah) dan moral pelautnya rendah karena serangan udara yang konstan dan rasa takut karena mengira Jepang sulit untuk dikalahkan. Selain itu, koordinasi antara AL dan AU Sekutu lemah.