Rumah adat Selaso Jatuh Kembar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mutaya (bicara | kontrib)
editing paragraf dan sumber
Mutaya (bicara | kontrib)
perubahan referensi dan paragraf
Baris 17:
'''Tiang Selaso Jatuh Kembar'''
 
Tiang selaso jatuh kembar merupakan tiang penopang rumah melayu ini. Tiang Selaso Jatuh Kembar dibuat dalam beberapa bentuk ada yang segi delapan dan segi empat menyelaskan arah mata angin. Tujuannya agar rejeki dan berkah mendatangi rumah dari setiap penjuru. Jika dibuat dalam bentuk segi enam hal itu menggambarkan rukun iman, dan jika dibuat dalam bentuk segi tujuh maka itu mewakili surga dan neraga yang memiliki tujuh tingkatan. Jika dibuat dalam bentuk segi sembilan atau disebut juga dengan tiang rangkayemaka itu berarti menggambarkan strata ekonomi penghuninya. Ukuran tiang penpang dari Rumah Adat Selaso Kembar berbeda0beda berdasarkan letak dan fugsinya. Tiang utama terdiri atas tiang seri dan tiang penghulu yang disebut juga tiang tuo. Jarak penempatannya sebesar 3 meter antar tiang. Sedangkan jumlah tiang utama ini biasanya berjumlah genap. Rata-rata memiliki ketinggian 1 meter sampai 2,5 meter. tinggi tiang akan semakin tinggi jika rumah dibangun semakin dekat dengan laut. Kayu yang diguankan untuk membuat tiang utama adalah kayu keras, seperti kayu Kulim, Tembesu, Resak dan Punak. Akan tetapi, jaman sekarang Rumah Adat Selas Kembar ada yang dibangun dengan tidak mengandalkan tiang ini melainkan dibangun dengan batu bata dan semen, tujuannya agar lebih kokoh<ref>{{Cite nameweb|url=":1">httpshttp://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>.
 
'''Rasuk'''
 
UntukRumah menghubungkanadat Selaso Kembar memiliki bagian- yang dinamakan dengan rasuk, bagian antarini digunakan sebagai penghubung atau tiang akanpanjang dibutuhkanuntuk menghubungkan pasak antar tiang dan rasukjuga atap. Pasak umumnyayang digunakan berbentuk persegi. Pasak akandan digunakan untuk menghubungkanmemaku antar tiang sepertiagar fungsikokoh. pakuDi jaman sekarang., Sementarafungsi rasukpasak atautelah gelegardigantikan akanoleh direkatkanpaku denganuntuk jenangmenghubungkan sebagaitiang bagianatau daripun atapantar rasuk. SepertiDi halnyasamping membuatpasak, rumahrasuk tradisionaljuga lainnya,biasa dihubungkan dengan jenang di bagian atapnya. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki dua jenis rasuk atau gelegar, yaitu rasuk berukuran besar sebagai rasuk induk dan rasuk berukuran kecil untuk rasukatau anak. keduanyaRasuk disusun hingga membentuk kerangka atap. baru kemudian setelahSetelah jadi, akanbarulah dipasangatap atapnyadipasangkan<ref>{{Cite nameweb|url="http:1"//www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>.
 
'''Dinding, Pintu, Jendela, Lantai, Tangga, dan Kolong Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar'''
'''Dinding'''
 
Bagian-bagian krusial seperti dinding Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar dibuat dari kayu. Umumnya kayu yang dipilih adalah kayu yang kuat, seperti kayu meranti, kayu punak, dan kayu medang. Pemasangan kayu untuk dinding dibuat dalam bentuk papan lebar, kemudian disusun dengan teknik lidah pian. Penyusunan papan menjadi dinding dilakukan secara berhimpit agar rapat. Pemasangan kayu sebagai papan kini sudah mulai tergantikan oleh batu bata dan semen. Penggunaan Kayu juga dipilih untuk dipasang di bagian pintu, jendela, dan lantainya. Pintu dibuat dari bahan kayu punak dan tembesu. Rumah Adat Selaso Kembar memiliki dua macam pintu. Pertama pintu yang menghubungkan penghuni dengan area luar rumah dan kedua pintu yang menghubungkan antar ruang yang ada di dalam Rumah Adat Selaso Kembar. Kedua pintu itu memiliki sebutan yang berbeda. Pintu untuk menghubungkan bagian antar ruang di dalam rumah dibuset dengan pintu malim atau pintu curi karena kadang digunakan untuk mengintip siapa saja tamu yang datang, dengan kata lain di sana ada kegiatan curi pandang. Sedangkan pintu yang menghubungkan bagian dalam rumah dengan bagian luar tidak memiliki sebutan khusus. Kedua jenis pintu ini memiliki lubang angin di bagian atas. Sedangkan di bagian bawahnya dipasangi kisi-kisi. Pada bagian lubang angin dihias dengan ukiran khusus. Begitu pula dengan daun pintunya, dihias dengan ukiran tertentu yang umumnya kombinasi antara binatang dan tanaman<ref>{{Cite web|url=http://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>.
Dinding rumah berupa papan yang dibuat dari kayu seperti kayu meranti, kayu punak, atau kayu medang. Pemasangan papan menggunakan teknik lidah pian, disusun rapat secara berhimpit memakai kayu keras dan tidak berserabut sebagai penyambungnya. Akan tetapi, jaman sekarang, dinding Rumah Selaso Kembar sudah diganti menggunakan batu bata dan semen.
 
Sementara itu, jendela juga dibuat dari jenis kayu yang sama. Jendela Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki ukuran yang bergantung pada ketinggian dinding rumah. Umumnya, ukuran jendela di ruang utama akan dibuat lebih tinggi daripada jendela di bagian lainnya. Sementara lantainya juga dibuat dari bahan kayu yang sama. Kayu dibuat dalam bentuk papan dan dipasangkan dengan posisi rapat satu sama lain di dalam bangunan. Pemasangan dilaksanakan dengan hati-hati. Papan kayu akan saling terhubung satu sama lain dari lantai utama sampai dengan ruang dapur. Pola penyusunannya disamakan dengan posisi rasuk di atap sehingga membentuk sinkronisasi yang tepat. DI bagian ujung lantai akan diperkuat dengan batas lantai yang disebut dengan bendul. Batas lantai ini juga dibuat dari bahan kayu yang sama. Bendul berfungsi sebagai pengikat atau pun penguat di bagian ujung lantai<ref>{{Cite web|url=http://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>.
'''Pintu'''
 
lanjut ke bagian tangga rumah. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki tangga yang dibuat dari kayu pula. Akan tetapi, di jaman modern ini tangga dari Rumah Adat Selaso Kembar sudah dibuat menggunakan batu bata atau semen. Penggunaan kayu di jaman dulu haruslah kayu yang keras dan kuat untuk menahan segala macam perubahan cuaca. DI bagian sisi kanan dan kiri tangga Rumah Selaso Jatuh Kembar terdapat ukiran yang menyerupai tanaman dan satwa. Ukiran tersebut memiliki makna tersendiri. Kemudian, bagian terakhir adalah kolong rumah. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki bagian kolong yang digunakan sebagai tempat menyimpan kayu bakar. Kolong juga berfungsi untuk menyimpan perahu atau sampan yang digunakan warga untuk melaut. Rumah Adat Selaso Jatuh kembar miliki keluarga di bagian kolongnya akan penuh dengan barang-barang milik keluarga, kebanyakan akan berhubungan dengan jenis mata pencaharian mereka. Sedangkan di Rumah Selaso Jatuh Kembar yang merupakan rumah adat atau bangunan serbaguna, maka di bagian kolongnya akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda adat untuk digunakan melaksanakan upacara adat khusus.<ref>{{Cite web|url=http://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>
Pintu juga dibuat dari bahan kayu punak dan tembesu. Pintu Rumah Adat Selaso Kembar ada dua macam yaitu pintu untuk menghubungkan area luar dan pintu untuk menghubungkan area dalam. Untuk pintu yang menghubungkan area dalam memiliki sebutan unik sebagai pintu malim atau pintu curi yang digunakan sebagai jalan memasuki antar ruang. Pada bagian pintu juga dibuat lubang angin pada bagian atas. sedangkan di bagian bawahnya dipasangi kisi-kisi<ref name=":1" />.
 
'''Jendela'''
 
Ukuran jendela dibuat beragam tergantung ketinggian dinding rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. Biasanya jendela ruang utama akan dibuat lebih tinggi daripada bagian jendela lainnya<ref name=":1" />.
 
'''Lantai'''
 
Lantai dibuat dengan cara dua teknik. Pemasangan lantai bisa dengan posisi rapat pada bangunan dan pemasangan dengan posisi rapat pada bagian dapur atau area belakang. Bahan yang digunakan untuk lantai umumnya kayu meranti, medang, atau punak. Lebarnya rata-rata 20-30 cm. Pola penyususnan lantai dibuat sejajar dengan bagian rasuk dan melintang di atas gelegar. Bagian ujung lantai akan batasi dengan bendul yakni batar suang dan batas lantai yang terbuat dari kayu. Bagian ini menjadi penguat atau pengikat pada bagian ujung lantai<ref name=":1" />.
 
'''Tangga'''
 
Tangga rumah akan dipenuhi dengan ornamen-ornamen atau ukiran menyerupai daun dan hewan. Bahan utama pembuatan anak tangga ialah kayu nibung atau kayu keras lainnya, tujuannya agar kuat terhadap perubahan cuaca<ref name=":1" />.
 
'''Kolong'''
 
Rumah adat Selaso Kembar akan memiliki kolong yang berfungsi sebagai tempat menyimpan kayu bakar, tempat menyimpan dan reparasi perahu atau sampan. Akan tetapi penggunaan ini biasanya terjadi hanya di rumah-rumah milik warga. Sedangkan rumah adat selaso kembar miliki desa akan dimanfaatkan sebagai ruang serbaguna bila dibutuhkan ketika menjelang upacara adat atau yang lainnya<ref name=":1" />.
<br />
 
== Corak Ukiran Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Setiap bagian dari Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran tertentu. Masing-masing dibuat dengan corak tertentu. Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran yang disbeut dengan itik Sekawan. Corak ini diukir di bagian dinding yang memiliki makan agar manusia hidup berdampingan, selaras, damai, kompak, dan bersam-sama sampai akhir. Corak itik sekawan berbentuk itik berbaris berjalan bersama-sama kembali menuju kandang karena itu disebut juga dengan itik pulang petang. Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran Pucuk Rebung. Corak pucuk rebung dibuat menyerupai pucuk atau tunas bambu yang masih muda. Tunas tersebut tumbuh meruncing  di mana memiliki makna tersendiri berdasarkan bentuknya. Berdasarkan bentuknya ada Pucuk Rebung Bertunas memiliki makna hilangnya rasa lapar dan dahaga yang menandakan setiap permasalahan selalu ada penyelesaiannya. Lalu,  Pucuk Rebung Sekuntum sebagai simbol duduk bersama-sama untuk berdiskusi atau bermusyawarah mencapai mufakat ketika ada persoalan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Kemudian, Pucuk Rebung Kaluk Paku sebagai simbol agar selalu bergotong royong dan saling membantu sesama warga desa. Terakhir, Pucuk Rebung Sirih Tunggal sebagai simbol penghalang, celaka, dan sial dapat muncul dari mana saja karena itu setiap individu harus berhati-hati. Pucuk rebung ini dapat terlihat di bagian tiang-tiang rumah, di bagian pangkal maupun di bagian atasnya<ref>{{Cite web|url=http://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>.
Setiap bagian dari Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran tertentu. Masing-masing dibuat dengan corak tertentu. Berikut merupakan corak ukiran Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar<ref name=":1" />.
 
* Itik sekawan
 
Corak ini nampak di bagian dinding yang memiliki makan agar manusia hidup berdampingan, selaras, damai, kompak, dan bersam-sama sampai akhir. Corak itik sekawan berbentuk itik berbaris berjalan bersama-sama kembali menuju kandang karena itu disebut juga dengan itik pulang petang.
 
* Pucuk Rebung
 
Corak pucuk rebung dibuat menyerupai pucuk atau tunas bambu yang masih muda. Tunas tersebut tumbuh meruncing  di mana memiliki makna tersendiri berdasarkan bentuknya sebagai berikut:
 
-         Pucuk Rebung Bertunas memiliki makna hilangnya rasa lapar dan dahaga yang menandakan setiap permasalahan selalu ada penyelesaiannya.
 
-         Pucuk Rebung Sekuntum sebagai simbol duduk bersama-sama untuk berdiskusi atau bermusyawarah mencapai mufakat ketika ada persoalan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.
 
-         Pucuk Rebung Kaluk Paku sebagai simbol agar selalu bergotong royong dan saling membantu sesama warga desa.
 
-         Pucuk Rebung Sirih Tunggal sebagai simbol penghalang, celaka, dan sial dapat muncul dari mana saja karena itu setiap individu harus berhati-hati.
 
* Lebah Bergantung (Ombak-ombak)
 
Ukiran lebah bergantung dibuat berdasarkan sarang lebah yang menggantung di pohon atau suatu tempat. Corak ini biasanya terdapat di bawah tangga, sebagai simbol untuk mengingatkan agar semua orang menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain seperti lebah yang menghasilkan madu yang bermanfaat untuk semua orang.
 
* Semut Beriring
 
Corak semut beriring sebagai simbol semur berjalan beriringan yang memiliki makna agar kehidupan manusia senantiasa mengikuti sifat semut yang selalu rukun, tolong menolong, rajin, dan teguh pada pendirian.
 
* Awan Larat
 
Sellain ukiran Itik Sekawan dan Pucuk Rebung, ada juga ukiran yang disebut dengan Lebah Bergantung (Ombak-ombak). Ukiran lebah bergantung dibuat berdasarkan sarang lebah yang menggantung di pohon atau suatu tempat. Corak ini biasanya terdapat di bawah tangga, sebagai simbol untuk mengingatkan agar semua orang menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain seperti lebah yang menghasilkan madu yang bermanfaat untuk semua orang. Ukiran hewan lainnya ada yang disebut dengan Semut Beriring. Corak semut beriring sebagai simbol semut berjalan beriringan yang memiliki makna agar kehidupan manusia senantiasa mengikuti sifat semut yang selalu rukun, tolong menolong, rajin, dan teguh pada pendirian. Terakhir adalah simbol alam semesta yang berupa Awan Larat. Awan larat dibuat dalam bentuk rangkaian motif yang sama dibuat berjejer secara rapi dan berdampingan dan terhubung satu sama lain. corak ini menjadi simbol kemudahan mendapatkan rejeki. Awan larat bisa dijumpai di bagian anak tangga, sisi pintu dan jendela, serta di bagian atas ventilasi rumah. Semua itu berhubungan dengan kepercayaan lokal, bahwa jalan rejeki bisa berasal dari mana saja, dan datangnya juga bisa dari arah manapun. Ventilasi menggunakan simbol arah mata angin yang ini berhubungan erat dengan datangnya rejeki bisa datang dari arah mana saja. Sedangkan pintu dan jendela adalah jalan angin, yang merupakan jalan lapang untuk memasukkan rejeki ke dalam rumah. Sementara anak tangga, jelas maksudnya untuk membimbing seseorang atau rejeki itu sendiri memasuki jalan pintu yang benar<ref>{{Cite web|url=http://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html|title=Budaya Nusantara: Artikel Rumah Adat Riau {{!}} Rumah Selaso Jatuh Kembar Beserta Gambarnya|last=Admin|website=Budaya Nusantara|access-date=2019-03-27}}</ref>.
Awan larat dibuat dalam bentuk rangkaian motif yang sama dibuat berjejer secara rapi dan berdampingan dan terhubung satu sama lain. corak ini menjadi simbol kemudaha mendapatkan rejeki.
 
== Referensi ==