Developmental Basketball League: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top |
k Sejarah dan data peserta |
||
Baris 2:
[[Berkas:Logo DBL.jpg|jmpl|Logo DBL saat ini (atas) dan logo DBL lama (bawah)]]
[[Berkas:Gelanggang Remaja Pekanbaru (2).JPG|200px|jmpl|ka|Gelanggang Remaja Pekanbaru dihias dengan atribut DBL]]
'''Developmental Basketball League''' ('''DBL'''), sebelumnya bernama '''DetEksi Basketball League''', adalah sebuah kompetisi liga [[bola basket]] pelajar [[SMP]] dan [[SMA]] terbesar di [[Indonesia]]. Liga ini dimulai pada tahun [[2004]] di [[Surabaya]] saat masih di bawah naungan DetEksi (sekarang Zetizen), yaitu departemen anak muda di media Jawa Pos. Sejak tahun 2008, liga basket ini dikelola secara profesional. Jawa Pos mendirikan anak perusahaan yang khusus mengelola liga tersebut, yakni PT Deteksi Basket Lintas Indonesia atau lebih dikenal dengan nama PT DBL Indonesia.
<br />
== TENTANG LIGA DBL ==
DBL dimulai di Surabaya pada 2004. Liga ini diniati sebagai liga SMA yang sederhana, tetapi diselenggarakan dengan cara yang benar. Tidak boleh ada pemain profesional atau semipro, tidak boleh ada sponsor rokok, alkohol, dan minuman berenergi. Pemain harus ''student
Total 96 tim bergabung di musim pertama ini, dari berbagai kota di Provinsi Jawa Timur. Sejak pertandingan perdana, banyak orang sadar bahwa sesuatu yang spesial sedang berlangsung. Pertandingan pertama DBL sangatlah ketat dan emosional. Tim putri SMAN 20 Surabaya mengalahkan SMA Santo Stanislaus 2 Surabaya. Tangis sedih dan bahagia terlihat di sekeliling lapangan, ditonton oleh sekitar 1.000 penonton. Pada tahun itu, jumlah penonton tersebut termasuk luar biasa untuk sebuah kompetisi basket level SMA.
Sejak saat itu, makin banyak peminat datang menonton. Pada babak final, lebih dari 5.000 orang datang menyaksikan (rekor penonton basket terbanyak di Jawa Timur saat itu). Dan mereka dihibur oleh pertandingan yang emosional dan dramatis. SMAN 2 Surabaya menjadi juara putra, setelah memaksa berlangsungnya perpanjangan waktu lewat tembakan putus asa dari luar garis tiga angka.
Baris 26 ⟶ 27:
Seperti di Surabaya, DBL mendapat sambutan hangat di provinsi-provinsi lain. DBL mampu memecahkan rekor peserta dan penonton di kebanyakan kota baru. Contohnya, di kota budaya Jogjakarta, lebih dari 16.500 orang menonton DBL hanya dalam enam hari. Angka yang sebelumnya belum pernah dicapai untuk sebuah even basket.
Seiring dengan perluasan wilayah, DBL juga mencatat sejarah lewat dua kolaborasi internasional. Yang pertama adalah kerja sama jangka panjang dengan liga basket paling bergengsi di dunia: NBA. Setiap tahun, NBA akan mengirimkan pemain dan pelatihnya untuk membantu perkembangan para pemain dan pelatih top DBL.
Even resmi pertama NBA di Indonesia diselenggarakan di Surabaya, 23-24 Agustus 2008. Bintangnya adalah Danny Granger, top scorer Indiana Pacers.
Baris 35 ⟶ 36:
Tahun 2009, DBL memulai titik baru ditangani dengan lebih profesional dengan pembentukan PT. Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia. Deteksi Basketball League berevolusi menjadi Developmental Basketball League.
<br />
== REVOLUSI LIGA ==
Penyelenggaraan DBL terus tumbuh setiap tahunnya. Titik barunya ditandai dengan dibentuknya PT DBL Indonesia agar liga ini dapat terus berjalan secara berkelanjutan. Pada tahun 2018, liga ini sudah terlaksana secara konsisten di 30 kota-22 provinsi di Indonesia. Dari Aceh sampai Papua. Dalam setiap pertandingan, jumlah penonton yang hadir di arena berkisar antara 3.000 - 10.000 orang.
Di tahun itu, jumlah pemain basket yang bertanding di liga DBL tercatat lebih dari 35.000 orang. Mereka berasal dari 850 sekolah yang tersebar di 195 kota-kabupaten. Jumlah pertandingan di musim itu pun mencapai lebih dari 1.350 pertandingan.
Secara total, partisipan liga DBL tumbuh hingga menyentuh angka 1,2 juta orang. Di Indonesia, belum ada liga olahraga tingkat pelajar yang mampu melibatkan anak muda sebanyak yang dilakukan DBL Indonesia.
<br />
== Pranala luar ==
|