Stasiun Jatinegara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
| kodepos = 13110
| alamat = Jalan Raya Bekasi Barat
| open = {{Start date and age|
| oldname = Meester Cornelis S.S.
| presentname = 1945
Baris 55:
Pada awalnya Jatinegara bernama ''Meester Cornelis.'' Nama itu diangkat dari panggilan murid-murid kepada seorang [[guru]] yang mengajar, mendirikan [[sekolah]], dan ber[[khotbah]] di kawasan tersebut, yakni [[Meester Cornelis Senen|Cornelis Senen]]. Nama itu kemudian diubah menjadi Jatinegara pada masa [[pendudukan Jepang]] karena [[Jepang]] tidak mau ada istilah Belanda. Nama ''Jatinegara'' berarti "Negara Sejati", sebutan dari [[Pangeran Jayakarta]] yang terlebih dahulu mendirikan perkampungan Jatinegara Kaum. Kampung ini didirikan setelah Belanda menghancurkan Keraton [[Sunda Kelapa]] dan berada di antara [[Rawamangun]] dan Pasar Klender.<ref name="mka">Majalah KA Edisi Agustus 2014</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van Meester Cornelis met het S.S. station Batavia TMnr 10014900.jpg|jmpl|kiri|Foto udara Stasiun Jatinegara.]]
Stasiun ini berdiri [[1910]] dan diperkirakan dirancang oleh arsitek Ir.
Pada awalnya S. Snuyff (SS) bermaksud untuk membangun stasiun yang besar untuk persinggahan kereta api menuju Bandung. Harapannya adalah bahwa penumpang dari Weltevreden akan memilih stasiun ini daripada [[Stasiun Kemayoran]], yang ketika itu adalah stasiun SS yang paling utama, namun tidak bersifat permanen. Pengambilalihan jalur NIS ke Bogor, yang sedianya dibatalkan tetapi masih memungkinkan perbaikan struktural dan tetap dipertahankan, sehingga rencana tersebut tidak dipertimbangkan lebih lanjut. Walau begitu, kebutuhan akan sesuatu stasiun yang luas masih dirasakan karena Meester akan menjadi stasiun penghubung yang penting sebagai rangkaian yang baru ke stasiun Weltevreden dan jalur yang ada ke Tanjung Priok melalui Pasar Senen (van Ballegoijen de Jong 1992: 104). Perluasan kota Batavia tetap mengarah terus ke Meester Comelis. Stasiun baru ini dalam perencanaan diusahakan memiliki ciri pedesaan Belanda, namun juga disesuaikan untuk daerah tropis. Tampaknya usaha itu berhasil.<ref>{{cite book|last=de Jong|first=Michiel van Ballegoijen|title=Spoorwegstations op Java|year=1993}}</ref>
|