Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-duka cita +dukacita)
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh Damiansyah dan AABot) dan mengembalikan revisi 13818231 oleh ArdiPras95
Baris 1:
'''''Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un''''' ([[bahasa Arab|Arab]]: انا لله وانا اليه راجعون) adalah potongan dari ayat [[Al-Quran]], dari [[Surah]] [[Al-Baqarah]], ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:
'''''Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un'''''
 
([[bahasa Arab|Arab]]: انا لله وانا اليه راجعون) adalah potongan dari ayat [[Al-Quran]], dari [[Surah]] [[Al-Baqarah]], ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:
 
:الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون
{{Cquote|(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ''"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"'' (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). (Al-Baqarah 2:156)}}
 
Bacaan tersebut dikenal dengan sebutan bacaan ''"istirja"'' atau ''"tarji"''. Istirja' merupakan frase umat [[Islam]] apabila seseorang tertimpa musibah dan biasanya diucapkan apabila menerima kabar dukacitaduka cita seseorang. Umat Islam meyakini bahwa Allah adalah Esa yang memberikan dan Dia jugalah yang mengambil, Dia menguji umat manusia. Oleh karenanya, umat Islam menyerahkan diri kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang mereka terima. Pada masa yang sama, mereka bersabar dan menyebut ungkapan ini saat menerima cobaan atau musibah. Kemudian dalam syariat Islam, jika seorang Muslim ditimpa musibah, kemudia ia bersabar dan mengucapkan kalimat istirja' maka [[Allah]] akan memberikan pahala.<ref>Diriwayatkan dari ‘Ali bin Al Husain, dari kakeknya rasulullah {{saw}}, ia bersabda,
ما من مسلم يصاب بمصيبة فيتذكرها وإن تقادم عهدها فيحدث لها استرجاعا إلا أعطاه الله من الأجر مثل يوم أصيب بها
“Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu ia mengenangnya dan mengucapkan kalimat istirja’ (''innalillahi wa inna ilaihi rooji’un'') melainkan Allah akan memberinya pahala semisal hari ia tertimpa musibah” (Hadits riwayat oleh Ahmad dan Ibnu Majah. ''Kitab Al Bidayah wan Nihayah'', 8:221 oleh Ibnu Katsir).</ref>