Pekerjaan utama warga sekitar Halmahera pada saat itu, turut memengaruhi terciptanya alat musik Yangere. Secara umum, mata pencaharian atau pekerjaan penduduk Maluku saat itu ialah bercocok tanam atau berkebun. Sehingga masyarakat sangat mudah menemukan berbagai pohon atau bahan untuk membuat alat musik Yangere. KetikaPengambilan merekakayu hendakYangere dilakukan disaat masyarakat akan membuka kebunperkebunan baru atau lahan untuk berkebun. Karena banyak terdapat disekitar Halhamera, mereka dapat menebang pohon tersebut. Selain disebut Yangere, beberapa nama juga disebutkan untuk nama pohon Yangere, yakni kayu Telur ataudan disebutada jugapula yang menyebutnya pohon Pule (''Alstonia scholaris'') (selanjutnya tetap disebut pohon Yangere). Kayu dari pohon inilah sebagai bahan utama yang digunakan untuk membuat alat musik Yangere, juga untuk membuat alat musik atau instrumen Halamahera lainnya, yakni Bas Kasteh atau Tali Dua. KayuPohon Yangere ini dipilih karena sangat mudah diukir, ringan dan juga dapat menghasilkan suara yang cukup sempurna saat dimainkandidengar.<ref name=SEJARAH/> Pohon ini sendiri telah tumbuh banyak hampir di seluruh wilayah [[Maluku Utara]] dan juga [[Maluku Utara]].
Proses pembuatan instrumen-instrumenalat musik tersebut dilakukan ketika kayu Yangere masih dalam keadaan mentah atau belum kering. Hal ini dilakukan karena kayu Yangere ini sangat mudah pecah jika diolah ketika kayu sudah kering.<ref name=YANGERE/> Ketika kayu telah ditebang dan dibersihkan, maka alat musik YangarenYangere sudah dapat langsung dibentuk sesuai bentuk dan ukuran Yangare pada umumnya.