Mahmud Injir Al Faghnawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 85:
== Kontroversi Zikir Bersuara ==
Suatu hari Khwaja Mahmoud menghadiri perkumpulan ulama dan Shaikh Shams al-Halwani berkata pada Shaikh Mawlānā Hāfiz ad-Dīn Bukhārī (seorang berpengetahuan eksternal-Ulama Fiqh), untuk bertanya kepada Shaikh Mahmud Fagnawi kenapa dia melakukan Zikir bersuara.
Shaikh Mahmud Faghnawi menjawab, “Ini zikir terbaik untuk membangunkan yang tidur dan menarik perhatian yang tidak peduli sehingga mereka mengarahkan diri ke Allah. Mengikuti sheikh yang sedang melakukan zikir, meluruskan dirinya di Jalan, dan melakukan renungan kepada Allah dengan murni, yang merupakan kunci ke semua kebaikan dan kebahagiaan. Kalau niat kalian benar, kalian akan diperkenankan melakukan zikir bersuara.”
Shaikh Mawlānā Hāfiz ad-Dīn Bukhārī memintanya untuk menjelaskan siapa saja yang diberi ijin dan diperbolehkan melakukan zikir bersuara, dengan maksud menjelaskan kepada yang menentang. Katanya Beliau,
“Zikir bersuara diperuntukkan bagi siapapun yang ingin mencapai tingkat pembersihan lidah dari bohong dan membicarakan dibelakang orang (ghibah), dan membebaskan kelakuan pribadinya dari hal-hal terlarang serta membersihkan hatinya dari kesombongan dan cinta ketenaran.”
Baris 98:
Suatu hari Khwaja Ali Ramitani melakukan dzikir di kota Rāmītan, bersama-sama dengan para sahabat dan teman Khwaja Mahmud. Seekor burung putih besar melewati kepala mereka, dan ketika itu hinggap di atas kepala Khwaja Ali, katanya dengan suara yang jelas: "Oh Ali! tidak meninggalkan kejantanan! Berani!" Mereka hadir dalam lingkaran dzikir begitu terpengaruh oleh kata-kata tersebut hingga mereka kehilangan kesadaran. Ketika mereka pulih, mereka menanyakan kepada Khwaja Ali: "Apa realitas apa yang kita lihat dan dengar ?" Dia menjawab: "Burung ini adalah Hadhrat Khwaja Mahmud. Allah telah memberikan kepadanya hadiah kemuliaan (karomah) yang membuat dia terbang, dengan cara yang dibahas dalam begitu banyak ribu kata dengan Nabi Musa alaih As-Salam. Hari ini, ia pergi untuk mengunjungi Khwaja Dihqān, wakil dari Khwaja Awliya Kabir, yang dalam keadaan sekarat. Khwaja Dihqān memohon Allāh untuk mengirim dia salah satu kekasih-Nya, dan berharap Kekasih-Nya memegang tangannya pada saat kematiannya pergi. "
Kuburan terhormat dari Hadhrat Khwaja Mahmud quddisa sirruhū terletak dekat dengan Wābakna, hari ini disebut Vabkent, tiga lima kilometer sebelah utara dari Bukhara (Uzbekistan), di mana ia dikunjungi oleh banyak orang untuk mendapat berkah.
Shaikh Khwaja Mahmud al-Injir al-Faghnawi q.s
Di antara wakilnya (badal/penerusnya) adalah sebagai berikut:
Khwaja Azizan ALi Ramitani. Kepala Deputi Khwaja Mahmud, Khwaja Amir Hasan Wābaknī, Khwaja Amir Husain Wābaknī, Khwaja Ali Arghundānī. Dia berasal dari desa Arghundān, sekitar enam belas mil dari Bukhara.
== Pranara Luar ==
http://maktabah.org/blog/?p=1505
|