=== Maleman Qunut dan Maleman Likuran ===
Maleman Qunut merupakanadalah acara peringatan yanguntuk menandai keberhasilansukses melewatimenginjak separuh bulan puasa.<ref name=":4">{{Cite web|url=https://nusantaranews.co/tradisi-islam-wetu-telu-dari-maleman-qunut-hingga-lebaran-tinggi/|title=Tradisi Islam Wetu Telu: Dari Maleman Qunut Hingga Lebaran Tinggi|last=Sulaiman|first=Achmad|date=2017-06-23|website=NUSANTARANEWS|language=en-US|access-date=2019-04-02}}</ref> Upacara ini dilaksanakandiadakan pada [[malam]] ke[[enam belas]] dari bulan puasa.<ref Bilaname=":4" /> Apabila dibandingkan dengan Waktu Lima, pada malam keenam belas dalam pelaksanaan [[rakaat]] terakhir shalatsalat [[witir]] setelah shalat [[tarawih]] harus disisipkan do'a [[qunut]].<ref Barangkaliname=":4" atas/> dasarMungkin ini kemudianmenjadi Wetu Teludasar menyelenggarakan Maleman Qunut.<ref name=":4" /> Sedangkan Maleman Likuran merupakanadalah sebuah upacara yang dilaksanakan pada malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29 bulan puasa.<ref name=":4" /> Perayaan tersebutitu memiliki istilah dinamakan maleman selikur, maleman telu likur, maleman selae, maleman pitu likur, dan maleman siwak likur.<ref name=":4" /> Pada malam ini masyarakat Wetu Telu secaramelakukan bergiliraninisiatif menghidangkan [[makanan]] secara bergiliran untuk para kyai yangsetelah melaksanakanmelakukan shalatsalat tarawih di masjid kuno.<ref name=":4" /> Adapun pada malam ke-22, 24, 26, dan 28 dirayakan dengandilaksanakan makan bersama oleh para kyai.<ref name=":4" /> Perayaan ini disebut juga [[sedekah]] maleman likuran.<ref name=":4" />
=== Maleman Pitrah dan Lebaran Tinggi ===
Maleman Pitrah identik dengan saat pembayaran [[zakat]] fitrah di kalangan pemeluk Waktu Lima.<ref Hanyaname=":4" saja/> dalamDalam tradisi Wetu Telu terdapatmemiliki sejumlahbeberapa perbedaan dalam tata cara pelaksanaannyapelaksanaan dengan Waktu Lima.<ref name=":4" /> Dalam tradisi Wetu Telu, maleman Pitrah merupakan saat dimana masing-masing anggota masyarakat mengumpulkan pitrahfitrah kepada para kyai yang telah melaksanakan puasa dan hanya dibagikan di antara para kyai saja.<ref Bentukname=":4" pitrahnya/> pun berbeda. Dalam ajaran Waktu Lima, yangzakat jugafitrah mentradisidapat didibayarkan kalangandengan Islam pada umumnya, zakat fitrah hanya berupamenggunakan bahan makanan dengan jumlah tertentu dan hanya dikeluarkan untuk [[orang]]-orang yang masih hidup.<ref name=":4" /> Dalam tradisikebiasaan Wetu Telu, Pitrahnyafitrah tersebut dapat berupa makanan, hasil [[pertanian]], maupun [ [uang]], termasukatau uang [[kuno]], dan berlaku baik untuk yang masih hidup maupunatau yang sudah [[meninggal]].<ref name=":4" /> Untuk orang yang masih hidup Pitrahfitrah itutersebut disebutdinamakan Pitrah''Fitrah Urip'', sedangkan untuk yang sudahtelah meninggal disebutdinamakan Pitrah''Fitrah Pati''. Sedangkan [[Lebaran]] Tinggi identiksama dengan pelaksanaan hari raya [[Idul Fitri]] bagi penganut Waktu Lima.<ref name=":4" /> Bedanya, dalam upacara Lebaran Tinggi diadakanterdapat acara khusus makan bersama antara pemuka agama dan, pemuka adat, sertadan masyarakat penganutbiasa yang menganut Wetu Telu.<ref name=":4" />
=== Lebaran Topat ===
Lebaran Topat diadakandilaksanakan [[seminggu]] setelah upacara Lebaran Tinggi. DalamSeluruh perayaanKyai ini,yang seluruhdipimpin Kyai dipimpinoleh [[Penghulu]] akan melakukan ''[[Sembahyang]] Qulhu Sataq'' atau shalatsalat empat rakaat yang menandaiditandai dengan pembacaan surat [[Al-Ikhlas masing-masing]] seratus kali.<ref name=":4" /> Lebaran Topat berakhirdiakhiri dengan acara makan bersama di antara para kyai.<ref name=":4" /> Dalam perayaanacara ini, [[ketupat]] menjadi santapan primadona dalam [[ritual]] utama.<ref name=":4" />
=== Lebaran Pendek ===
|