Bali: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
disambiguasi
Jack Merridew (bicara | kontrib)
convert html-table to wiki-table; tidy
Baris 1:
{{rujukRujuk ke|Pulau dan Provinsi Bali|kegunaan lainnya|Bali (disambiguasi)}}
 
{{Kotakinfo provinsi
{{Kotakinfo_provinsi
| nama=Bali
| lambang=[[Berkas:lambang_propinsi_balilambang propinsi bali.jpg|100px]]
| peta=[[Berkas:Locator_bali_finalLocator bali final.png]]
| motto="Balidwipa Jaya"<br /><small>([[Bahasa Kawi]]: "Pulau Bali Jaya")</small>
| tanggal=[[14 Agustus]] [[1959]] (hari jadi)
| ibukota=[[Denpasar]] (Dahulu [[Singaraja]])
| gubernurlink=Gubernur Bali
| nama gubernur=[[Dewa Beratha|Drs. Dewa Made Beratha]]
| luas=5.561 km<sup>2</sup>²
| penduduk=4.500.000 (+/-)
| kepadatan=800 /km<sup>2</sup>²
| kabupaten=8
| kota=1
| suku=[[Suku Bali]] (80%), [[Suku Sasak]], [[Suku Jawa]], [[Suku Madura]], [[Tionghoa-Indonesia]], dll
| agama=[[Hindu]] (92,3%), [[Islam]] (5,7%), Lainnya (2%)
| bahasa=[[Bahasa Bali]], [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Sasak]], [[Bahasa Madura]], dll.
| zona=[[WITA]]
| lagu=Bali Jagaddhita
| web=[http://www.bali.go.id http://www.bali.go.id]
}}
 
 
'''Bali''' adalah sebuah [[pulau]] di [[Indonesia]], sekaligus menjadi salah satu [[provinsi]] Indonesia. Bali terletak di antara Pulau [[Jawa]] dan Pulau [[Lombok]]. Ibukota provinsinya ialah [[Denpasar]], yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama [[Agama Hindu Dharma|Hindu]]. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan [[pariwisata]] dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan [[Jepang]] dan [[Australia]]. Bali juga dikenal sebagai '''Pulau Dewata'''.
 
== Geografi ==
 
Pulau Bali adalah bagian dari [[Kepulauan Sunda Kecil]] sepanjang 153 [[Kilometer|km]] dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari [[Pulau Jawa]]. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur yang mebuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
 
Baris 41:
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama [[Balidwipa]] (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya [[Prasasti Blanjong]] yang dikeluarkan oleh [[Sri Kesari Warmadewa]] pada [[913 M]] dan menyebutkan kata ''[[Walidwipa]]''. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi ''[[subak]]'' untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan [[Majapahit]] ([[1293]]–[[1500]] AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun [[1343]] M. Saat itu hampir seluruh [[nusantara]] beragama [[Hindu]], namun seiring datangnya [[Islam]] berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari [[Pulau Jawa]] ke Bali.
 
Orang [[Eropa]] yang pertama kali menemukan Bali ialah [[Cornelis de Houtman]] dari [[Belanda]] pada [[1597]], meskipun sebuah kapal [[Portugis]] sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada [[1585]]. Belanda lewat [[VOC]] pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku.
Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak [[1840]]-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau ''[[puputan]]'', yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk [[Monarki|rajanya]]. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
 
[[Jepang]] menduduki Bali selama [[Perang Dunia II]], dan saat itu seorang perwira militer bernama [[I Gusti Ngurah Rai]] membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
 
Pada [[20 November]] [[1940]], pecahlah pertempuran [[Puputan Margarana]] yang terjadi di desa Marga, [[Kabupaten Tabanan]], Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
 
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari [[Negara Indonesia Timur]] yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi [[Indonesia|Republik Indonesia]] yang diproklamasikan dan dikepalai oleh [[Sukarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]]. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam [[Republik Indonesia Serikat]] ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember [[1949]]. Tahun [[1950]], secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Baris 52:
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun [[1963]], sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali [[transmigrasi|bertransmigrasi]] ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
 
Tahun [[1965]], seiring dengan gagalnya [[kudeta]] oleh [[G30S]] terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan [[Partai Komunis Indonesia]]. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal [[Orde Baru]] tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.<ref>'Bali', in Robert Cribb, ed., ''The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali'' (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248</ref>
 
Serangan [[terorisme|teroris]] telah terjadi pada [[12 Oktober]] [[2002]], berupa serangan [[bom mobil|Bom Bali 2002]] di kawasan pariwisata [[Kuta]], menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan [[bom|Bom Bali 2005]] juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Baris 67:
 
== Transportasi ==
 
=== Umum ===
 
Di Pulau Bali, tidak terdapat rel [[kereta api]] namun jaringan [[jalan]] sudah tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena jalur kendaraan umum tidak tersedia dengan baik kecuali [[taksi]].
 
Jenis kedaraan umum di Bali antara lain:
 
#Dokar (Kendaraan dengan menggunakan hewan kuda sebagai alat penarik)
#Ojek Dokar (Kendaraan Umum dengan menggunakan sepedahewan kuda sebagai alat motorpenarik)
#Bemo Ojek (Kendaraan Umum sejenisdengan menggunakan sepeda mikroletmotor)
# Bemo (Kendaraan Umum sejenis mikrolet)
#Bemo dalam kota
# Bemo dalam kota
# Bemo luar kota (dengan jenis lebih besar)
# Taksi
# Bus antar kota atau kabupaten.
# Bus luar pulau.
 
=== Dari dan ke ===
 
Antara Pulau Bali dan [[Jawa]], tersedia jasa penyeberangan laut melalui pelabuhan [[Gilimanuk]] menuju [[Ketapang]] menggunakan kapal ferry yang memakan waktu antara 30 hingga 45 menit. Begitu juga dengan penyeberangan antara Pulau Bali dan [[Lombok]], penyeberangan laut melalui pelabuhan [[Padang Bay]] menuju [[Lembar]] memakan waktu sekitar 4 jam.
 
Baris 86 ⟶ 90:
 
== Pemerintahan ==
 
=== Daftar [[Daerah Tingkat II]] di Bali ===
{{Daftar Daerah Tingkat II Bali}}
 
=== Daftar Gubernur ===
[[Berkas:Bali Labeled.png|thumb|225px|Peta topografi Pulau Bali]]
{| {{Prettytable}}
<table border=0 cellspacing=0 cellpadding=3>
<tr|- bgcolor="#99ccff>"
| <td><b>No.</b></td>
| <td><b>Periode</b></td>
| <td><b>Nama Gubernur</b></td>
| <td><b>Keterangan</b></td>
|-
</tr>
| 1
<tr>
| 1950 - 1958
<td>1</td>
| [[Anak Agung Bagus Sutedja]]
<td>1950 - 1958</td>
|
<td>[[Anak Agung Bagus Sutedja]]</td>
|- bgcolor="#ddeeff"
<td></td>
| 2
</tr>
| 1958 - 1959
<tr bgcolor=#ddeeff>
| [[I Gusti Bagus Oka]]
<td>2</td>
|
<td>1958 - 1959</td>
|-
<td>[[I Gusti Bagus Oka]]</td>
| 3
<td></td>
| 1959 - 1965
</tr>
| Anak Agung Bagus Sutedja
<tr>
|
<td>3</td>
|- bgcolor="#ddeeff"
<td>1959 - 1965</td>
| 4
<td>Anak Agung Bagus Sutedja</td>
| 1965 - 1967
<td></td>
| [[I Gusti Putu Martha]]
</tr>
|
<tr bgcolor=#ddeeff>
|-
<td>4</td>
| 5
<td>1965 - 1967</td>
| 1967 - 1978
<td>[[I Gusti Putu Martha]]</td>
| [[Soekarmen]]
<td></td>
|
</tr>
|- bgcolor="#ddeeff"
<tr>
| 6
<td>5</td>
| 1978 - 1988
<td>1967 - 1978</td>
| Prof. Dr. [[Ida Bagus Mantra]]
<td>[[Soekarmen]]</td>
|
<td></td>
|-
</tr>
| 7
<tr bgcolor=#ddeeff>
| 1988 - 1993
<td>6</td>
| Prof. Dr. [[Ida Bagus Oka]]
<td>1978 - 1988</td>
|
<td>Prof. Dr. [[Ida Bagus Mantra]]</td>
|- bgcolor="#ddeeff"
<td></td>
| 8
</tr>
| 1993 - 1998
<tr>
| Prof. Dr. Ida Bagus Oka
<td>7</td>
|
<td>1988 - 1993</td>
|-
<td>Prof. Dr. [[Ida Bagus Oka]]</td>
| 9
<td></td>
| 1998 - 2003
</tr>
| Drs. [[Dewa Made Beratha]]
<tr bgcolor=#ddeeff>
|
<td>8</td>
|- bgcolor="#ddeeff"
<td>1993 - 1998</td>
| 10
<td>Prof. Dr. Ida Bagus Oka</td>
| 2003 - 2008
<td></td>
| Drs. Dewa Made Beratha
</tr>
|
<tr>
|}
<td>9</td>
<td>1998 - 2003</td>
<td>Drs. [[Dewa Made Beratha]]
<td></td>
</tr>
<tr bgcolor=#ddeeff>
<td>10</td>
<td>2003 - 2008</td>
<td>Drs. Dewa Made Beratha
<td></td>
</tr>
</table>
 
=== Perwakilan di Jakarta ===
 
* I Wayan Sudirta, SH (DPD)
* Nyoman Rudana (DPD)
Baris 167 ⟶ 161:
 
== Budaya ==
 
=== Musik ===
[[Berkas:Gamelan of Bali 200507-1.jpg|thumb|175px|Seperangkat gamelan Bali.]]
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan [[gamelan]] dan berbagai [[perkusi|alat musik tabuh]] lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk [[kecak]], yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya ''Gamelan Jegog'', ''Gamelan Gong Gede'', ''Gamelan Gambang'', ''Gamelan Selunding'', dan ''Gamelan Semar Pegulingan''. Adapula musik ''[[Angklung]]'' dimainkan untuk upacara [[ngaben]], serta musik ''Bebonangan'' dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
 
Terdapat bentuk moderen dari musik tradisional Bali, misalnya ''Gamelan Gong Kebyar'' yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta ''[[Joged Bumbung]]'' yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (''[[metalofon]]''), [[gong]], dan perkusi kayu (''[[xilofon]]''). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada [[Gamelan Banyuwangi|musik tradisional]] [[Osing|masyarakat Banyuwangi]] serta musik tradisional [[Suku Sasak|masyarakat Lombok]].
 
* [[Gamelan]]
* [[Jegog]]
Baris 178 ⟶ 174:
 
=== Tari ===
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu '''wali''' atau seni tari pertunjukan sakral, '''bebali''' atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan '''balih-balihan''' atau seni tari untuk hiburan pengunjung.<ref>Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, [http://www.budpar.go.id/page.php?ic=541&id=149/ ''Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya''], dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.</ref>
 
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu '''wali''' atau seni tari pertunjukan sakral, '''bebali''' atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan '''balih-balihan''' atau seni tari untuk hiburan pengunjung.<ref>Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, [http://www.budpar.go.id/page.php?ic=541&id=149/ ''Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya''], dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.</ref>
Pakar seni tari Bali [[I Made Bandem]]<ref>Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. ''Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod''. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN-13: 978-967-65-3071-4</ref> pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya ''Berutuk'', ''Sang Hyang Dedari'', ''Rejang'' dan ''Baris Gede'', bebali antara lain ialah ''Gambuh'', ''Topeng Pajegan'', dan ''Wayang Wong'', sedangkan balih-balihan antara lain ialah ''Legong'', ''Parwa'', ''Arja'', ''Prembon'' dan ''Joged'', serta berbagai koreografi tari moderen lainnya.
 
Pakar seni tari Bali [[I Made Bandem]]<ref>Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. ''Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod''. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN-13: 978-967-65-3071-4</ref> pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya ''Berutuk'', ''Sang Hyang Dedari'', ''Rejang'' dan ''Baris Gede'', bebali antara lain ialah ''Gambuh'', ''Topeng Pajegan'', dan ''Wayang Wong'', sedangkan balih-balihan antara lain ialah ''Legong'', ''Parwa'', ''Arja'', ''Prembon'' dan ''Joged'', serta berbagai koreografi tari moderen lainnya.
 
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah ''[[Tari Kecak]]''. Sekitar tahun 1930-an, [[Wayan Limbak]] bekerja sama dengan pelukis Jerman [[Walter Spies]] menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Baris 193 ⟶ 190:
 
==== Tarian bebali ====
 
* [[Tari Topeng]]
* [[Gambuh]]
==== Tarian balih-balihan ====
 
* [[Tari Legong]]
* [[Arja]]
Baris 205 ⟶ 204:
 
=== Pakaian daerah ===
 
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
 
Baris 210:
[[Berkas:Ubud-Kids.jpg|thumb|175px|Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.]]
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
 
* Udeng (ikat kepala)
* Kain kampuh
* Umpal (selendang pengikat)
* Kain wastra (kemben)
Baris 217 ⟶ 218:
* Keris
* Beragam ornamen perhiasan
 
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
 
Baris 222 ⟶ 224:
[[Berkas:Bali.jpg|thumb|175px|Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.]]
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
 
* Gelung (sanggul)
* Sesenteng (kemben songket)
* Kain wastra
* Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
* Selendang songket bahu ke bawah
* Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
* Beragam ornamen perhiasan
 
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
 
=== Makanan ===
 
==== Makanan utama ====
{{Col-begin|width=}}
Baris 278 ⟶ 283:
* [[Jaja Ketimus]]
* [[Jaja Klepon]]
* [[Jaja Lak-Lak]]
* [[Jaja Sumping]]
* [[Jaja Tain Buati]]
Baris 293 ⟶ 298:
 
== Senjata ==
 
* [[Keris]]
* [[Tombak]]
Baris 314 ⟶ 320:
 
== Rumah Adat ==
 
[[Rumah Bali]] yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian [[Weda]] yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
 
Baris 321 ⟶ 328:
 
== Pahlawan ==
 
*[[I Gusti Ngurah Rai]]
* [[I Gusti KetutNgurah JelantikRai]]
* [[I Gusti Ketut Jelantik]]
 
== Referensi ==
Baris 328 ⟶ 336:
 
== Baca juga ==
 
* [[Bom Bali]]
* [[Film]] [[Long Road to Heaven]]