Bening (gendongan bayi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8:
=== Deskripsi ===
Bahan utama untuk membuat bening adalah kayu [[pulai]] berukuran 38 hingga 40 sentimeter, kayu ini sifatnya ringan dan tidak terlalu keras sehingga mudah di potong dan di bentuk. Cara membuat bening adalah dengan memotong dan membelah kayu pulai hingga berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran bagian atas sepanjang 4 kilan <ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/kilan|title=Arti kata kilan - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|website=kbbi.web.id|access-date=2019-04-04}}</ref>(jengkal) dan bagian bawah juga 4 kilan (jengkal) atau diameter paling kecil sekitar 60 sentimeter, belahan kayu pulai ini lalu dijemur selama 2-3 bulan agar lebih kuat dan tidak mudah menyusut. Ukuran besar dan kecil bening bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kayu pulai disini berfungsi sebagai rangka utama, sedangkan anyaman [[rotan]] berfungsi di dua sisi bening adalah sebagai tali pengikat bening. Belahan papan kemudian dipasang pada bagian bawah kayu pulai yang sudah dijemur tadi, papan berfungsi sebagai tempat duduk anak yang digendong. Setelah bentuk dasar bening selesai, maka langkah selanjutnya adalah dengan memberi hiasan pada bening dengan aneka lukisan bermotif khas Dayak, dan kemudian dilengkapi pula dengan hiasan taring harimau, taring beruang, uang logam serta [[anyaman]] manik-manik.<ref name=":0" />
Kerajinan manik-manik memiliki daya tahan yang sangat tinggi karena dibuat dari bahan dasar yang keras, seperti batu, sehingga dapat bertahan hingga puluhan tahun. Pembuatan kerajinan manik-manik masih berlangsung sampai sekarang dan dikerjakan hanya oleh kaum perempuan, terutama yang tidak pergi ke ladang. Teknik merangkai manik-manik menjadi anyaman diawali dengan mengaitkan seutas benang dasar ke bagian atas papan landasan. Kemudian helai-helai benang yang akan digunakan untuk merangkai manik-manik didekatkan ke benang dasar dengan jarak yang sama, serta dibatasi dengan sebiji sampai tiga biji manik-manik tergantung jarak yang diinginkan. Selanjutnya, biji manik-manik disisipkan pada seutas benang dalam rangkaian hingga saling berdekatan, kemudian digabung dengan sebiji manik-manik, dimulai dengan utas kedua, sisi kiri dan sisi kanan
Bentuk dan ukiran (paren) bening dayak ini dibedakan berdasar tingkat sosial masyarakatnya, ada dua jenis ukiran (paren) yaitu ukiran masyarakat biasa dihias manik-manik berbentuk anjing tanpa ada hiasan gigi harimau dan gigi macan, sedangkan ukiran (paren) untuk keturunan [[bangsawan]] dihias dengan manik-manik bentuk wajah manusia atau harimau dan ada tentunya ada tambahan hiasan gigi macan dan gigi harimau, atau beruang. [[Motif]] yang biasanya ditemukan pada bening adalah hiasan berupa pohon kehidupan yang memiliki makna pengharapan pada sang anak agar dapat hidup sehat serta panjang umur. Motif hiasan uang logam dan [[taring]] harimau melambangkan pengharapan agar kelak sang anak menjadi orang yang bijaksana dan luhur budi, sedangkan motif dedaunan mengandung harapan agar sang anak memiliki sifat rendah hati<ref name=":0" />
|