Tari Tumbu Tanah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Tarian Tumbu Tanah Pegunungan Arfak.jpg|jmpl|280x280px|Tari Tumbu Tanah yang juga dikenal dengan tarian ular.|al=]]
'''Tari Tumbu Tanah''' atau '''Dansa Tumbu Tana''' merupakan tari tradisional khas masyarakat di [[Pegunungan Arfak]]. Tarian ini juga dikenal dengan nama tarian ular karena formasi tarian ini membentuk seekor ular yang meliuk-liuk, sedangkan masyarakat di wilayah [[Sorong]] menyebutnya dengan nama tari Srar. Tari Tumbu Tanah dikenal oleh hampir semua suku yang berada di [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]]. Hal inilah yang menyebabkan tidak ada perbedaan dalam gerak dasar tarian ini, meskipun penyebutannya berbeda-beda di tiap wilayah [[Papua Barat]] maupun [[Papua|Papua Timur]].
 
== Asal-usul ==
Baris 10:
Berdasarkan asal-usulnya, tari Tumbu Tanah tidak terlepas dari [[mitologi]] asal-usul masyarakat Arfak mengenai cerita "Legenda Jambu Mandatjan" yang bermula di Kampung Ndui. Legenda Jambu Mandatjan adalah cerita tentang penguasaan kepemilikan terhadap salah satu pohon jambu yang telah dibagi menurut ''keret'' (marga) yang ada di Manokwari oleh anak-anak dari salah satu ''keret''. Seorang anak melepaskan anak panah dalam perebutan tersebut, namun meleset dan mengenai seekor burung. Tindakan tersebut lantas dicela oleh anak yang menjadi lawannya, bahkan semakin berkepanjangan hingga melibatkan orang tua dari masing-masing ''keret''. Masing-masing ''keret'' mengklaim kebenaran yang dilakukan oleh anaknya. Hal ini menyebabkan rusaknya hubungan harmonis yang telah terbangun di antara ''keret'' tersebut.
 
Sejak saat itulah masing-masing ''keret'' meninggalkan tempat yang selama itu mereka diami dan membangun hunian baru di wilayah lain. Kelompok yang bergerak menuju ke daerah Anggi selanjutnya menurunkan masyarakat Arfak berbahasa Sough, sedangkan kelompok yang bergerak ke arah timur laut menuju ke [[Minyambouw, Pegunungan Arfak|Minyambouw]] menurunkan masyarakat Arfak berbahasa Hattam. Kelompok orang Sough lantas menyebar ke arah selatan, yaitu [[Dataran Isim, Manokwari Selatan|Dataran Isim]], Beimes, [[Catubouw, Pegunungan Arfak|Chatubouw]], [[Sururey, Pegunungan Arfak|Sururey]], sebagian dari [[Ransiki, Manokwari Selatan|Kota Ransiki]], hingga wilayah [[Kabupaten Teluk Bintuni]]. Adapun orang Hattam menyebar ke Pegunungan Arfak, terutama di [[Minyambouw, Pegunungan Arfak|Minyambouw]], [[Hingk, Pegunungan Arfak|Hingk]], AwibeheAwibehel, Beganpei, dan Pinibut.
 
Setelah berpisah sekian lama, suku-suku tersebut memiliki keinginan untuk hidupberkumpul bersama-sama lagikembali. Hal inilah yang menyebabkan mereka membuat acara pesta makan dengan mengundang berbagai suku yang tersebar di wilayah Arfak. Selain untuk menjalin hubungan kembali dengan suku-suku lain, maksud diadakannya pesta makan ini juga untuk menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh masing-masing suku, terutama yang berhubungan dengan kekayaan hasil bumi.
 
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, ketika makanan yang telah disajikan itu habis, beberapa orang lantas berdiri untuk menghargai tuan rumah (suku Hattam) yang sudah menyiapkan segalanya bagi para tamu. Tanpa disadari, beberapa dari mereka kemudian melompat-lompat di tempat. Hal ini diikuti oleh semua undangan hingga terbentuklah gerakan menghentakkan kaki di tanah. Selain melompat-lompat, mereka juga berteriak sebagai ungkapan perasaan bahagia dapat berkumpul kembali. Mereka akhirnya bersepakat untuk menari dengan gerakan melompat-lompat seperti itu sambil menggandeng tangan sesama penari lain dalam berbagai acara untuk terus mempererat hubungan di antara empat sub-suku tersebut.
 
== Gerak dasar dan formasi ==