Sulaman Koto Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuse}}
[[Berkas:Sulam Minangkabau.jpg|al=Sulaman Koto Gadang|jmpl|300x300px|SulamanSuji caia, salah satu teknik sulaman Koto Gadang]]
'''Sulaman Koto Gadang''' adalah teknik kerajinan tangan yang dikerjakan secara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang]], salah satu nagari di [[Kabupaten Agam]], [[Sumatra Barat]]. Sulaman ini dihasilkan dari pengetahuan masyarakat Koto Gadang dalam membentuk jalinan benang di atas kain yang diwariskan secara turun-temurun. Pengerjaannya sama sekali tidak menggunakan teknologi mesin, melainkan menggunakan peralatan sederhana dan bergantung pada keterampilan tangan.
 
Baris 41:
Setelah kain dipasang pada pamedangan, barulah dilakukan penjahitan benang ke dalam kain bahan. Cara penjahitan benang berbeda bergantung teknik yang digunakan. Teknik sulaman Koto Gadang yang terkenal ada dua, yakni sulaman sulaman ''suji caia'' dan ''kapalo samek''.
 
Suji caircaia adalah teknik sulaman yang menggunakan tingkatan gradasi warna. Warna yang digunakan sedikitnya lima tingkatan dan paling banyak sembilan tingkatan. Pembuatan sulaman suji caircaia membutuhkan ketelitian dan kemampuan komposisi warna yang tepat, sehingga beberapa warna benang yang saling menumpuk menyatu menghasilkan sulaman motif bunga yang hidup. Pengerjaan sulaman suji caircaia sulit membutuhkan waktu yang lama. Untuk membuat satu motif bunga dalam selendang bisa mencapai waktu pengerjaan selama tiga hari. Hasil ragam hias yang dihasilkan pengrajin Koto Gadang untuk selendang sulaman suji caircaia ini miliki motif yang umumnya bermotif flora dengan tingkatan warna yang bergradasi dari warna yang terang hingga gelap dari tiga hingga enam tingkatan warna untuk satu kuntum bunga.
 
Adapun kapalo samek adalah teknik sulaman yang terbentuk dari bulatan-bulatan kecil pada kain. Proses pembuatannya yakni benang dililitkan pada jarum baru ditusukan pada kain sehingga benang lilitan itu timbul pada kain. Biasanya, bagian pinggir bunga dijahitkan benang emas, agar bentuk bunganya lebih nyata.