Sulaman Koto Gadang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 43:
Setelah kain dipasang pada ''pamedangan'', barulah dilakukan penjahitan benang ke dalam kain bahan. Cara penjahitan benang berbeda bergantung teknik yang digunakan. Teknik sulaman Koto Gadang yang terkenal ada dua, yakni sulaman sulaman ''suji caia'' dan ''kapalo samek''.
''Suji caia'' adalah teknik sulaman yang menggunakan tingkatan gradasi warna benang.{{sfn|Evieta Fadjar|26 November 2012}} Beberapa warna benang saling menumpuk dan menyatu sehingga menghasilkan motif tumbuhan yang hidup. Gradasi wama benang umumnya dibuat pada motif kembang dan daun.{{sfn|Ernatip|2012|pp=123}} Warna yang digunakan sedikitnya lima tingkatan dan paling banyak sembilan tingkatan.{{sfn|Ernatip|2012|pp=112}} Pembuatan sulaman ''suji caia'' membutuhkan ketelitian dalam membuat komposisi warna yang tepat. Pengerjaan sulaman ''suji caia'' sulit membutuhkan waktu yang lama. Hasil ragam hias yang dihasilkan pengrajin Koto Gadang untuk selendang sulaman ''suji caia'' miliki motif yang umumnya bermotif flora dengan tingkatan warna yang bergradasi dari warna yang terang hingga gelap dari tiga hingga enam tingkatan warna untuk satu kuntum bunga.{{sfn|Doni Rahman|2015|pp=4}}
Adapun kapalo samek adalah teknik sulaman yang terbentuk dari bulatan-bulatan kecil pada kain. Proses pembuatannya yakni benang dililitkan pada jarum baru ditusukan pada kain sehingga benang lilitan itu timbul pada kain. Biasanya, bagian pinggir bunga dijahitkan benang emas, agar bentuk bunganya lebih nyata.{{sfn|Ernatip|2012|pp=114}}
Baris 56:
Menurut penelitian Ernatip dari Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Padang, masyarakat Koto Gadang saat ini banyak menekuni sulaman dan menjadikannya sebagai suatu pekerjaan yang menghasilkan uang. Selendang bersulaman Koto Gadang termasuk sulaman yang sangat halus dan rapi bila dibandingkan dengan sulaman daerah lain sehingga harga selendang bersulaman Koto Gadang relatif lebih mahal.{{sfn|Ernatip|2012|pp=133}}{{sfn|Ernatip|2012|pp=124}} Pada saat ini, selendang sulaman ''suji caie'' dijual seharga Rp2.000.000 sampai Rp2.500.000 per helai, sedangkan selendang sulaman kapalo samek dijual dengan harga Rp1.750.000 hingga Rp2.250.000 per helai.{{sfn|Ernatip|2012|pp=124}}{{sfn|Ernatip|2012|pp=76}} Namun, karena dikerjakan oleh tenaga manusia, pengerjaan sulaman Koto Gadang membutuhkan waktu yang lama. Untuk satu helai kain sulaman Koto Gadang membutuhkan waktu penyelesaian setidaknya dua bulan.{{efn|Satu helai selendang ''suji caie'' yang dikerjakan rata-rata enam sampai delapan jam dalam sehari baru bisa selesai selama dua sampai tiga bulan. Ini dilakukan oleh orang yang semata-mata pekerjaannya menyulam, sedangkan bagi masyarakat Koto Gadang, menyulam umumnya adalah pekerjaan sampingan, jadi tidaklah mustahil bila satu helai selendang dikerjakannya dalam waktu sampai enam bulan bahkan lebih.{{sfn|Ernatip|2012|pp=123}}}}
Selendang sulaman Koto Gadang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Pengenalan selendang sulaman Koto Gadang ke dunia luar terus dilakukan, terutama oleh pengrajin itu sendiri. Berbagai pameran baik di tingkat daerah maupun tingkat nasional ikut menampilkan selendang sulaman Koto Gadang.{{sfn|Adityawarman|8 April 2011}} Dikenalnya sulaman Koto Gadang oleh masyarakat luas secara tidak langsung memberi peluang bagi pengrajin sulam untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak.{{sfn|Ernatip|2012|pp=135}}
== Rujukan ==
Baris 75:
* {{cite thesis|title=Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Sulaman Tangan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat|url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35653/Chapter%20III-VI.pdf?sequence=3&isAllowed=y|publihser=Universitas Sumatera Utara|author=Sri Mindayani|year=2017|ref= {{sfnRef|Sri Mindayani|2017}}}}
* {{cite web|title=Merawat Budaya Melalui Selendang Sulam Suji Cair|url=https://gaya.tempo.co/read/444200/merawat-budaya-melalui-selendang-sulam-suji-cair/full&view=ok|work=Tempo.co|author=Evieta Fadjar|date=26 November 2012|ref= {{sfnRef|Evieta Fadjar|26 November 2012}}}}
* {{cite web|title=Museum Nasional Gelar Pameran Khas Koto Gadang|url=https://www.antaranews.com/berita/253369/museum-nasional-gelar-pameran-khas-kotogadang|work=antaranews.com|publisher=LKBN Antara|author=Adityawarman|date=8 April 2011|ref= {{sfnRef|Adityawarman|8 April 2011}}}}
{{refend}}
|