Suwardi M. S.: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
 
== Pendidikan ==
Pada tahun 1954 oleh orang tuanya Suwardi kecil bersekolah di [[Sekolah Rakyat]] (SR), atau setingkat [[Sekolah dasar|Sekolah Dasar]] pada era sekarang. Suwardi adalah anak yang tergolong pintar. TerbuktiBuktinya, SR yang harusnya dijalaninya selama 6 tahun, ternyata mampu diselesaikan hanya dalam tempo 5 tahun<ref name=":1">{{Cite web|url=https://metropekanbaru.com/mengenal-sejarawan-dan-profesor-kedua-di-riau-prof-suwardi-ms/|title=Mengenal Sejarawan dan Profesor Kedua di Riau, Prof. Suwardi MS|last=Bayu|first=|date=9 Desember 2018|website=metropekanbaru|access-date=5 April 2019}}</ref>. Setamatnya dari SR, Suwardi langsung melanjutkan pendidikannya ke SGB Negeri [[Koto Taluk, Kuantan Tengah, Kuantan Singingi|Teluk Kuantan]]<ref name=":0" />.
 
Setamatnya dari SR, Suwardi langsung melanjutkan pendidikannya ke SGB Negeri [[Koto Taluk, Kuantan Tengah, Kuantan Singingi|Teluk Kuantan]]<ref name=":0" />. Untuk diketahui, SGB kepanjangan dari Sekolah Guru B. Sekolah model ini didirikan untuk menanggulangi kekurangan guru pada tingkat pendidikan rendah (dasar) di masa-masa awal Kemerdekaan Indonesia. Masa belajar SGB adalah selama empat tahun<ref>{{Cite book|title=Perkembangan Sekolah Guru B (Sgb) Di Sumedang Tahun 1950-1961|last=Badinah|first=Ayu Nenden Masden|publisher=Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta|year=2017|isbn=|location=Yogyakarta|page=|url=https://eprints.uny.ac.id/52990/2/TAS%20Halaman%20Depan%2013407144008.pdf}}</ref>. Lagi-lagi Suwardi menunjukkan prestasi yang baik. Dia mampu menyelesaikan SGB dengan cepat, hanya dalam tempo tiga tahun saja<ref name=":0" />.
 
Lagi-lagi Suwardi menunjukkan prestasi yang baik. Dia mampu menyelesaikan SGB dengan cepat, hanya dalam tempo tiga tahun saja. Pada tahun 1960 Suwardi kemudian diterima dan bersekolah di sebuah SGA milik pemerintah di [[Kota Tanjungpinang|Tanjung Pinang]]<ref name=":1" />. Sebagai pelajar berstatus ikatan dinas, dia mendapatkan honor sebesar $ 105.- per bulan. Tidak ada kendala yang berarti, Suwardi pun dinyatakan lulus pada Bulan Juni 1960. Kala itu dia berusia 21 tahun<ref. name=":0"Setelah />menikah, Suwardi langsung berangkat ke [[Kota Bandung|Bandung]] untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padjajaran Bandung (FKIP [[Universitas Padjadjaran|Unpad]]). Di FKIP Unpad Suwardi mendapatkan gelar Sarjana Muda (BA) pada tanggal 20 September 1963.
 
Pada bulan Oktober 1964 Suwardi melanjutkan kuliahnya untuk mendapatkan gelar sarjana penuh di IKIP Bandung dan lulus pada tahun 1966<ref name=":2" />. Setelah mendapatkan sarjana penuh, pada tahun 1975 (selama setahun) Suwardi berkesempatan melanjutkan studinya ke [[Australia]] di [[Universitas Macquarie|Macquarie University]], [[Sydney]]. Bidang studi yang diambil adalah ''Educational Planning<ref name=":0" />''. Lalu beberapa tahun berikutnya (1980-1985) Suwardi meraih gelar ''Master Trainer Moral Education'' [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Progam UNDP]] II dan Dirjen Dikti [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Depdikbud]].
Beberapa bulan tamat dari SGA, pada tanggal 08 Agustus 1960 Suwardi menikahi Ruda Ani, yang menjadi istrinya sampai saat ini. Pernikanan Suwardi-Ruda dinyatakan "belum sepenuhnya selesai" menurut orang Riau, soalnya belum ada [[Kenduri|kendurinya]]. Bukan apa-apa, di tahun yang sama Suwardi harus berangkat ke [[Kota Bandung|Bandung]] untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padjajaran Bandung (FKIP [[Universitas Padjadjaran|Unpad]]). Sedangkan istrinya tetap tinggal di Teluk Kuantan mengingat profesinya sebagai guru di sana.
 
Di FKIP Unpad Suwardi mendapatkan gelar Sarjana Muda (BA) pada tanggal 20 September 1963. Di sela-sela perkuliahannya itulah, pada bulan Agustus 1961 Suwardi pulang kampung untuk melaksanakan kendurian pernikahannya yang tertunda. Sejak saat itu Suwardi dan istrinya secara resmi tinggal serumah di desa [[Benai Kecil, Benai, Kuantan Singingi|Benai Kecil.]] Pasangan ini kelak dikaruniai empat orang anak perempuan dan satu laki-laki.
 
Pada bulan Oktober 1964 Suwardi melanjutkan kuliahnya untuk mendapatkan gelar sarjana penuh di IKIP Bandung dan lulus pada tahun 1966<ref name=":2" />. Setelah mendapatkan sarjana penuh, pada tahun 1975 (selama setahun) Suwardi berkesempatan melanjutkan studinya ke [[Australia]] di [[Universitas Macquarie|Macquarie University]], [[Sydney]]. Bidang studi yang diambil adalah ''Educational Planning<ref name=":0" />''. Lalu beberapa tahun berikutnya (1980-1985) Suwardi meraih gelar ''Master Trainer Moral Education'' [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Progam UNDP]] II dan Dirjen Dikti [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Depdikbud]].
 
== Sejarawan ==