Suwardi M. S.: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
Suwardi merupakan anak dari dari pasangan Mohammad Samin Chatib dan Siti Ramalah. Kedua orang tuanya sama-sama berasal dari [[Pulau Komang, Kuantan Tengah, Kuantan Singingi|Desa Pulau Komang]], Sentajo<ref name=":0" />. Dulu semasa kecil, sang ayah pernah mengajarkan filosofi hidup yang tak pernah ia lupakan. Satu anak lahir, dia gali lubang, kemudian lubang itu ditanam benih pohon kelapa. Maknanya, anak-anaknya harus menjadi orang yang berguna dan berhasil dalam kehidupannya. Hal ini penting, karena orang tua Suwardi bukanlah dari kalangan orang berada. Ayahnya hanyalah seorang guru mengaji dan berprofesi sebagai petani. Meski tidak berkecukupan, orang tua mengirim Suwardi kecil untuk menempuh pendidikan di [[Sekolah Rakyat]] (SR)<ref name=":2">{{Cite web|url=https://saturealita.com/2018/09/23/suwardi-ms-tiada-masa-tampa-karya/|title=Suwardi MS, Tiada Masa Tampa Karya|last=|first=|date=23 September 2018|website=saturealita|access-date=5 April 2019}}</ref>.
 
Pada tanggal 08 Agustus 1960 Suwardi menikahi Ruda Ani, yang menjadi istrinya sampai saat ini. Pernikanan Suwardi-Ruda dinyatakan "belum sepenuhnya selesai" menurut orang Riau, soalnya belum ada [[Kenduri|kendurinya]]. Bukan apa-apa, di tahun yang sama Suwardi harus berangkat ke [[Kota Bandung|Bandung]] untuk melanjutkan pendidikannya di [[Universitas Padjadjaran|Unpad]] (Universistas Padjajaran Bandung). Sedangkan istrinya tetap tinggal di Teluk Kuantan mengingat profesinya sebagai guru di sana. Di sela-sela perkuliahannya itu, pada bulan Agustus 1961 Suwardi pulang kampung untuk melaksanakan kendurian pernikahannya yang tertunda. Sejak saat ituitulah Suwardi dan istrinya secara resmi tinggal serumahsatu rumah di desa [[Benai Kecil, Benai, Kuantan Singingi|Benai Kecil.]] Pasangan ini kelak dikaruniai empat orang anak perempuan dan satuseorang laki-laki<ref name=":0" />.
 
== Pendidikan ==