Suku Kayuagung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Menambah konten
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
Tari Penguton muncul pada tahun 1889, yang kemudian pada tahun 1920, tari ini disempurnakan kembali oleh keluarga Pangeran Bakri untuk menyambut kedatangan Gubernur Hindia-Belanda yakni '''Gouveneur General Limberg Van Stirem Bets''' ke kawasan Kayuagung.<ref name=UTON/> Sejak masa itu pula, tari Penguton menjadi tari khas Kayuagung dan dijadikan sebagai ''Tari Sekapur Sirih Kayuagung''.<ref name=UTON/>
 
Diperankan oleh 9 orang sebagai simbol perwakilan dari sembilan margadusun yang ada di kota Kayuagung, sebagai lokasi suku Kayuagung. Kesembilan margadusun tersebut adalah Kayuagung asli, Kotaraya, Perigi, Jua-jua, Kedaton, Mangunjaya, Sidakersa, Sukadana dan Paku.<ref name=MORGESIWE>{{cite web|url=https://www.morgesiwe.com/2016/03/pengertian-morge-siwe.html?m=1|title=Pengertian Morge Siwe|last=|first=|website=www.morgesiwe.com|accessdate=6 April 2019}}</ref> Untuk menarikan tarian, akan diiringi oleh musik perkusis berupa [[gamelan]], [[gong]] dan [[gendang]].<ref name=UTON/>
 
== Bahasa ==