Makarti Jaya, Banyuasin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k Memperbaiki isi dan tampilan |
||
Baris 1:
'''1. Letak Geografis'''
Wilayah Kelurahan Makarti Jaya secara geografis berada di ketinggian 0.5 m dari permukaan laut, yaitu daerah rawa pasang surut. Secara administrasi Kelurahan Makarti Jaya dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa
Luas wilayah Kelurahan Makarti Jaya adalah 2.500 Ha. Terbagi dalam penggunaan yaitu seperti untuk fasilitas umum, pemukiman dan pertanian. Luas lahan yang digunakan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut : luas talah untuk pemukiman 485 Ha dan luas tanah pertanian 2
▲Secara administrasi Kelurahan Makarti Jaya dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Makarti Jaya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pangestu, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banyuasin II (Desa Tanjung Baru), sebelah timur berbatasan dengan Desa Upang Makmur.
▲Luas lahan yang digunakan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut : luas talah untuk pemukiman 485 Ha dan luas tanah pertanian 2.015 Ha, dan rawa-rawa 10 Ha. Wilayah Kelurahan Makarti Jaya terdiri dari 3 Lingkungan yaitu :
- Wilayah Lingkungan I terdiri dari 5 RT.
Baris 17 ⟶ 13:
'''2. Kondisi dan Ciri Giologis Wilayah'''
Wilayah Kelurahan Makarti Jaya secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan rawa pasang surut, yang tanahnya sangat subur untuk tanaman padi serta untuk perkebunan kelapa. Hasil utama Kelurahan Makarti Jaya pada awaknya adalah padi dan akhirnya padi menurun dan berkembang menjadi kelapa (Kopra). Pada musim kemarau tanah rawa pasang surut bisa ditanami palawija sebagai selingan untuk menunggu musim penghujan. Pada musim pasang naik wilayah Kelurahan Makarti Jaya berada rata-rata 1/2 m di bawah ketinggian air, dan pada pasang turun berada pada 2 m di atas permukaan air surut.
'''3. Sejarah Makarti Jaya'''
Awal mulanya sebuah daerah transmigrasi perairan pertama kali di Daerah
Pada tahun 1977 Kriyo diubah menjadi Desa Makarti Jaya dengan Kepala Desa Bapak Jamali Toyib. Desa Makarti Jaya berada di bawah Kecamatan Pembantu Sungsang. Gagasan nama Desa Makarti Jaya berdasarkan ide Bapak Yatim Tukijo selaku ketua Seniman Wayang Kulit sekaligus pemberian Nama Jalan dan lorong-lorong. Pada pemerintahan Desa Makarti Jaya di bawah pimpinan Bapak Jamali Toyib dapat didirikan Pasar, Sekolah, Puskesmas, Lapangan Olah Raga, Sarana Ibadah (Masjid dan Pura).
Baris 33 ⟶ 26:
Pada tahun 1989 diadakan lagi pemilihan Kepala Desa yang ke tiga, dan terpilih sebagai Kepala Desa yaitu Bapak Supardan. Dan pada pemerintahan ini Desa Makarti Jaya berubah menjadi Kelurahan Makarti Jaya dan sekaligus terbentuk Kecamatan Makarti Jaya pada tahun 1992. Kepala Kelurahan ditunjuk langsung oleh Bupati dan pada saat itu yang menjadi Lurah pertama adalah Bapak Ardiansyah dengan masa jabatan dari tahun 1992-1999. Kemudian pada tahun 2000 Kelurahan Makarti Jaya dipimpin oleh Bapak Helman yang menjabat sampai tahun 2002. Yang kemudian diganti oleh Bapak Arif Maulana selama 6 bulan saja. Dan pemerintahan dipimpin oleh Bapak Almusa selaku Kasi Yamun untuk mengisi kekosongan Jabatan Lurah. Dan kemudian pada tanggal 12 April 2004 dilantiklah Bapak Almusa,S.Sos sebagai Lurah Makarti Jaya sampai sekarang.
Makarti Jaya Saat ini▼
▲'''Makarti Jaya Saat ini'''
Pada saat ini Makarti Jaya sudah sangat pesat berkembang, disamping dari kehidupan perekonomian, pendidikan maupun yang lainnya. Masyarakat di Kecamatan Makarti Jaya penghasilannya sudah meningkat. Tingkat pendidikan masyarakat juga sudah berkembang sangat pesat, di sini banyak terdapat sarjana-sarjana yang siap membangun Makarti Jaya. Makarti Jaya juga terkenal dengan gedung waletnya. Banyak yang kaya karena memiliki Gedung Walet. Pada saat ini rata-rata setiap keluarga sudah memiliki sepeda motor, tidak seperti dulu yang hanya bisa menggunakan sepeda ontel...▼
▲Pada saat ini Makarti Jaya sudah sangat pesat berkembang, disamping dari kehidupan perekonomian, pendidikan maupun yang lainnya. Masyarakat di Kecamatan Makarti Jaya penghasilannya sudah meningkat. Tingkat pendidikan masyarakat juga sudah berkembang sangat pesat, di sini banyak terdapat sarjana-sarjana yang siap membangun Makarti Jaya. Makarti Jaya juga terkenal dengan gedung waletnya. Banyak yang kaya karena memiliki Gedung Walet. Pada saat ini rata-rata setiap keluarga sudah memiliki sepeda motor, tidak seperti dulu yang hanya bisa menggunakan sepeda ontel. Seandainya ada jalan Raya (lewat darat) yang bisa menghubungkan Makarti Jaya dengan Kota Pelembang, mungkin sudah banyak ada Mobil di Makarti Jaya ini. Jaringan komunikasi juga sudah sangat baik di sini dengan adanya tower Telkom terpasang di daerah ini.
Kita berharap ke depan, pemerintah memikirkan jalur darat yang baik antar desa dan juga antar wilayah, misalnya bagaimana kita bisa berkendara dari Makarti Jaya ke Palembang lewat jalur darat? Ini bisa direalisasikan ke arah Barat Makarti Jaya menyeberang ke Banyuasin II dan menembus Tanjung Siapi-Api, atau ke arah Timur melalui Air Salek. Di Kec. Air Salek sudah banyak rumah memiliki mobil karena mereka bisa menembusnya melalui Mariana, Plaju dan akhirnya ke Palembang. Namun koneksi antar desa harus diutamakan seperti jalur dari Makartijaya ke arah selatan (Pangestu, Purwosari dan Muara Baru) dimana anak-anak harus bersekolah (SMP dan SMA) di Makarti Jaya. Jalan yang hancur mengisahkan perjuangan sekolah kami di tahun 1980an dimana sepeda gantian minta dipikul dan sepatu ada di leher sebelum masuk kelas, dan semoga ini hanya untuk kenangan generarasi anak trans pertama di sini.
<br />
{{kecamatan
Baris 54 ⟶ 46:
|provinsi=Sumatra Selatan
}}
'''Makarti Jaya''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Banyuasin]], [[Sumatra Selatan|Sumatera Selatan]], [[Indonesia]].
{{Kabupaten Banyuasin}}
|