Otto Djaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
== Riwayat Hidup ==
Otto lahir di [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]], [[Kabupaten Pandeglang]] tanggal 6 Oktober 1916. Ia adalah anak kedua dari pasangan Raden Wirasandi Natadiningrat-Sarwanah Sunaeni. Di atasnya ada [[Agus Djaya|Agus Djaya Suminta]] (1913 – 1994) dan di bawah Otto adalah adik perempuannya, Neneng Khatidjah (1921-2010). Otto bukan berasal dari kalangan berada bukan juga dari golongan bawah, Ayahnya keturunan keluarga ningrat [[Banten]] yang bekerja pada [[Kawedanan|Bupati Wedana]] (atau kepala wilayah Pandeglang) yang notabene berada di bawah Pemerintahan Kolonial [[Hindia Belanda]]. Tugas ayahnya mengawasi hutan-hutan yang ada di Banten<ref name=":0" />.
Otto menikah di usianya yang ke 35 tahun, usia “terlambat” untuk ukuran laki-laki Indonesia apalagi di masa itu. Pada tanggal 4 Juni 1951 ia secara resmi menikahi wanita asal [[Kota Semarang|Semarang]] bernama Titi Hernadi. Resepsi pernikahan menyusul kemudian pada tanggal 14 Juli 1951. Keduanya bertemu saat bekerja di perusahaan percetakan Bisnis Indonesia. Mereka tinggal di rumah sendiri di Jalan Bendo No.5, Candi Baru, Semarang, [[Jawa Tengah]].
Suasana lingkungan rumah Otto memang mendukung profesinya sebagai pelukis: Terletak di atas bukit dengan pemandangan yang indah. Ukurannya pun besar. Selain untuk rumah tinggal, kediaman Otto juga dijadikan guest-house dan galeri untuk menjual lukisan-lukisan karyanya. Otto dan Titi mendapatkan penghasilan yang baik pada masa-masa itu. Mereka dikaruniai empat orang anak. Anak pertama lahir 8 Maret 1952 yang diberi nama Laksmi Hendrastuti. Lalu menyusul Maya Damayanti yang lahir tanggal 6 Juni 1954, Asoka Kusuma Djaya, lahir 14 Juni 1957, dan si bungsu Sinta Dewi Handayani yang lahir pada tanggal 25 Juni 1963.
== Pendidikan ==
|