Otto Djaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 52:
== Pameran ==
'''6 Mei-6 Juni 1941'''. Otto Djaya dan 30 anggota Persagi menggelar Pameran di Gedung Kunstkring, [[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]. Mereka memamerkan 61 lukisan bertema pemandangan dan keseharian orang Indonesia. Pameran ini merupakan tonggak sejarah baru bagi seniman gambar Indonesia, khususnya seniman-seniman Persagi. Tidak mudah bagi pelukis [[Boemi Poetera|Bumiputera]] untuk berpameran di Kunstkring, bahkan sekedar diundang untuk melihat-lihat pameran. Pertama tentu saja karena politik diskriminasi penjajah, faktor lainnya adalah, kebanyakan pelukis Indonesia [[otodidak]], bukan lulusan akademi. Sebelumnya, proposal Agus Djaya dan [[S. Sudjojono]] untuk menggelar pameran berkali-kali ditolak<ref name=":0" />.
Gedung Kunstkring dibuka untuk pertama kali pada 17 April 1914. Gedung ini dijadikan pusat ekshibisi seni dan restoran mewah. Hingga awal 1939 banyak pergelaran seni digelar di Gedung Kunstkring (arti dalam bahasa Indonesianya Lingkaran Seni). Lukisan karya [[Pablo Picasso]] dan [[Vincent van Gogh]] pernah dipamerkan di sana. Tempat ini sekarang dimiliki Pemerintah Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]. Kini disewa dan dikelola Grup Hotel Tugu dan Restoran<ref>{{Cite web|url=https://travel.kompas.com/read/2014/04/21/1234223/Kunstkring.Jadikan.Menteng.Lebih.Bermakna|title=Kunstkring Jadikan Menteng Lebih Bermakna|last=Triana|first=Neli|date=21 April 2014|website=kompas online|access-date=9 April 2019}}</ref>.
Gedung Kunstkring didirikan atas prakarsa pecinta seni di [[Batavia]], Nederlandsch-Indische Kunstkring, atau Kelompok [[Seni rupa|Seni Rupa]] Murni Hindia Belanda. Yang boleh menjadi anggota adalah orang Eropa. Bumiputera boleh menjadi anggota dengan syarat dianggap memiliki pengaruh. Syarat lainnya, seniman itu setidaknya harus memiliki salah satu orang tua yang berkebangsaan Belanda. Setelah di Batavia, Kunstkring-Kunstkring lain bermunculan. Tahun 1942 Jepang menduduki Hindia Belanda, otomatis eksistensi Kunstkring terhenti<ref name=":0" />.<br />
== Akhir Hayat ==
|