Arat Sabulungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aulli.r (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aulli.r (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Arat Sabulungan''' adalah kepercayaan bagi masyarakat [[Suku Mentawai|suku bangsa Mentawai]] yang berasal dari [[Kabupaten Kepulauan Mentawai]], [[Sumatra Barat|Provinsi Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Dalam kepercayaan Arat Sabulungan, diyakini bahwa roh leluhur nenek moyang yang disebut Ketsat adalah zat yang memiliki kesaktian.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.wacana.co/2013/05/arat-sabulungan-mentawai/|title=Arat Sabulungan; Kepercayaan Orang Mentawai|date=2013-05-16|website=WACANA|language=en-US|access-date=2019-04-09}}</ref> Secara bahasa, Arat berarti adat, Sa berarti sekitar, dan bulungan artinya daun. Sebutan Sabulungan karena acara ritualnya selalu menggunakan daun-daun yang dipercaya bisa menjadi perantara hubungan manusia dengan tuhan yang disebut dengan Ulau Manua.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://sportourism.id/history/arat-sabulungan-agama-asli-mentawai-yang-nyaris-punah|title=Arat Sabulungan, Agama Asli Mentawai yang Nyaris Punah|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2019-04-09}}</ref>
 
Kepercayaan Arat Sabulungan mengandung dua keyakinan, yaitu keyakinan mengenai adanya hubungan gaib antara berbagai hal yang berbeda. Kemudian keyakinan kedua adalah adanya kekuatan gaib yang memiliki kesaktian namun tidak berkemauan dalam alam sekitar manusia.<ref name=":0" /> Meski mayoritas masyarakat Mentawai sudah menganut agama Katolik di sampung Protestan, Islam, atau Baha'i, kepercayaan Arat Sabulungan masih mampu bertahan bersama sebagian penganutnya,<ref name=":1" />
Baris 8:
 
== Sistem Kepercayaan ==
PenganutDalam kepercayaan Arat AbulunganSabulungan, diyakini bahwa roh leluhur nenek moyang yang disebut Ketsat adalah zat yang memiliki kepercayaankesaktian. Selain itu, dipercaya bahwa roh terkandung dalam setiap obyek yang ada di dunia, baik itu benda mati maupun makhluk hidup. Roh ini terpisah dari jasad yang berkeliaran secara bebas di alam luas. Pemahaman ini berbeda dengan agama-agama Samawi yang dominan di Indonesia dewasa ini di mana roh diyakini hanya terdapat pada makhluk hidup.<ref name=":0" />
 
Arat Sabulungan mengajarkan bahwa bukan manusia saja yang memiliki jiwa. Roh setiap obyek di dunia dipercaya menempati seluruh ruang di alam semesta, baik itu di darat, laut, dan udara. Perlu diketahui, gagasan mengenai roh dan jiwa adalah hal yang berbeda di mana jiwa dapat berdiam di dalam tubuh manusia yang sudah meninggal dunia meski rohnya sudah pergi.<ref name=":0" />