Balaupata: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) k Menghapus Kategori:Wayang; Menambah Kategori:Tokoh wayang menggunakan HotCat |
JohnThorne (bicara | kontrib) |
||
Baris 7:
|title=Semar, Togog dan Batara Guru|url=https://groups.yahoo.com/neo/groups/LeoKristi/conversations/topics/8206|accessdate= 14 Mei 2014}}</ref> Setelah Manikmaya berhasil menaklukkan mereka, Andhini ayah dari Balaupata menjadi kendaraan untuk Sang Hyang Guru bersebut.<ref name="yahoo"/> Maka dari itu Balaupata dan saudara kembarnya diberi tugas menjaga pintu masuk [[Jonggring Salok]]a atau pintu Suralaya dan diangkat menjadi Dewa.<ref name="yahoo"/> Sumber lain menjelaskan bahwa Keduanya mendapat kedudukan kedewatan, karena terbawa oleh kakaknya : Nanda/Nandi/Nandini/Handini, yang telah mendahului menjadi kendaraan Batara Guru/ [[Sang Hyang Manikmala]] juga, dan bertempat tinggal di Suralaya.<ref name="buku3">{{cite book|author=R. Rio Sudibyoprono, Suwandono, Dhanisworo, Mudjijono|title=Ensiklopedi wayang purwa|page=140|publisher= PT. Balai Pustaka|location=Jakarta|ISBN=9789794073414|year=2010}}</ref>
== Tugas
[[Berkas:Cingkarabala-Solo-03.jpg|jmpl|ka|250px|Saudara Kembar Balaupata, yakni Cingkarabala]]
Di dalam segala cerita [[wayang]] berlaku peraturan bagi setiap orang yang ingin naik ke [[Surga]], bahwa tak diizinkan ia untuk datang dengan [[badan]] kasarnya, melainkan dengan badan halusnya.<ref name="internet4">{{cite web|title=Balaupata, Solo|url=http://www.ki-demang.com/galeria256/index.php/wayang-aksara-b/98-balaupata-solo|accessdate= 14 Mei 2014}}</ref> Maka dari itu kedua Raksasa Balaupata dan Cingkarabala ini diberi tugas untuk menjaga Pintu Suralaya, yang terkenal dengan sebutan [[Kori Sela Matangkep]] dan diangkat menjadi [[Dewa]].<ref name="buku3">{{cite book|author=R. Rio Sudibyoprono, Suwandono, Dhanisworo, Mudjijono|title=Ensiklopedi wayang purwa|page=140|publisher= PT. Balai Pustaka|location=Jakarta|ISBN=9789794073414|year=2010}}</ref><ref name="buku1"/> Pintu Suralaya ini terbuat dari batu yang sangat indah dan sangat kuat.<ref name="buku3"/> Saudara kembar itu juga menjadi lambang amarah yang menghalang-halangi seseorang yang ingin mengheningkan cipta atau menundukkan hawa nafsu.<ref name="internet"/> Maka kedua Dewa raksasa itupun digambarkan sebagai penjaga-penjaga pintu [[Surga]].<ref name="internet"/>Barang siapa yang mau masuk atau naik ke [[Kayangan Suralaya]] menghadap [[Batara Guru]], maka harus lebih dahulu berhadapan dengan sang penjaga Salamatangkep yang berwujud raksasa kembar itu.<ref name="buku1"/> Sehingga seseorang yang ingin ke Surga, harus pergi menghadap ke Balaupata dan bangkarabala dengan badan halusnya dan menundukkan lebih dulu amarahnya yang diibaratkan kedua Dewa raksasa itu.<ref name="internet"/> Jika seseorang ingin naik ke Surga dengan badan kasarnya, akan dihalangilah ia oleh kedua raksasa penjaga [[pintu]] Surga itu.<ref name="internet4"/> Tetapi ada juga ksatria, yakni [[Arjuna]], yang bisa naik ke Surga dengan badannya.<ref name="internet4"/> Perbuatan demikian disebut [[Sumengka Pangawak Bajra]] yang berarti bersungguh-sungguh bagaikan berbadan [[angin]] puyuh.<ref name="internet4"/> Selain [[Arjuna]] terdapat juga tokoh-tokoh wayang sakti lainnya yang bisa naik ke Surga dengan badan kasar.<ref name="internet4"/> Balaupata dan Cingkarabala mempunyai wewenang untuk menolak dan memperkenankan seseorang keluar masuk wilayah/wengko Suralaya.<ref name="buku3"/>
|