Sukanto Tanoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jacksonxxx (bicara | kontrib)
Jacksonxxx (bicara | kontrib)
Baris 51:
Pada tahun 1989, Sukanto Tanoto mulai pabrik pulp di bawah nama PT Inti Indorayon Utama, yang dibangun di sebuah desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea, Danau Toba Sumatra Utara. Namun pabrik ini tidak berjalan lancar karena konflik dengan penduduk setempat, yang berpendapat bahwa Indorayon mencemari daerah, melakukan deforestasi besar besaran dan sengketa tanah. Sejak awal, pabrik pulp pertama di Indonesia itu penuh dengan sengketa.
Izin awal dirilis sengketa tanah yang terkandung, kualitas udara dan air di sekitar Sungai Sunagi Asahan tercemar drastis, menyebabkan penyakit kulit dan pencemaran air, bencana longsor, dan pencemaran gas klor beracun akibat ledakan boiler pada tahun 1993. Namun selama pemerintahan [[Soeharto]], Indorayon bebas dari semua kegiatan karena hubungan dekat antara Sukanto dengan Soeharto. Demonstrasi kepada lembaga pemerintah, yang telah dimulai sejak tahun 1986, gagal menghentikan kegiatan pabrik.<ref>www.liputan6.com/fullnews/1056.html</ref>
Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998, tekanan publik makin keras, tapi selalu dijawab dengan kekerasan dan teror oleh petugas polisi militer yang disewa oleh perusahaan. Bentrokan antara penduduk setempat, staf dan anggota pasukan keamanan yang tidak dapat dihindari dan mengakibatkan enam orang tewas dan ratusan luka-luka pada tahun 1999. Akibatnya, Presiden [[Habibie]] sementara menempatkan pabrik pada berhenti pada tanggal 19 Maret 1999. Meskipun lobi yang dilakukan oleh pendukung Indorayon, termasuk-maka pelayanan perdagangan [[Jusuf Kalla]], pabrik itu ditutup secara permanen oleh Presiden Abrurahman Wahid setelah oposisi sengit dari masyarakat lokal dan aktivis lingkungan diikuti oleh demonstrasi yang lebih fatal. <ref>http://www.tempo.co.id/hg/nusa/sumatera/2003/02/02/brk,20030202-06,id.html</ref> Namun pada masa pemerintahan Presiden [[Megawati Soekarnoputri]], perusahaan ini kembali memperoleh ijin dan telah beroperasi secara penuh setelah berganti nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL) meskipun, sampai saat ini masih menuai perlawanan dari masyarakat sekitar yang terdampak langsung pencemaran air, tanah dan udara akibat limbah pabrik bubur kertas tersebut.<ref>https://www.liputan6.com/news/read/48750/empat-menteri-menyetujui-toba-pulp-lestari-beroperasi</ref>
 
=== Asian Agri ===