Otto Djaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
|image =
|alt =
|religion = [[Islam]]
|birth_name = Raden Otto Djaya Suntara
|birth_date = {{Birth date and age|1916|10|06}}
Baris 8 ⟶ 9:
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
|death_place =
|yearsactive = [[1952]] - [[2009]]
|nationality = {{flag|Indonesia}}
|other_names = Otto Djaya
|deathdate = {{death date and age|2009|8|6|1935|11|7}}
|parents = Raden Wirasandi Natadiningrat dan Sarwanah Sunaeni
|known_for =
|occupation =[[Pelukis], [Purnawirawan] [TNI AD]]
|spouse = {{ubl|
Neneng Khatidjah
}}
|partner =
|children = Laksmi Hendrastuti (1952)
}}
Baris 151 ⟶ 154:
Pada tanggal 10 Agustus 1995 Otto Djaya terkena serangan [[strok]]e, atau sesaat sebelum pembukaan pameran lukisan karya-karya Otto di Gedung B Galeri Nasional Indonesia Jakarta, menyambut 50 Tahun Proklamasi RI. Pasca stroke, Otto sulit berbicara, apalagi bergerak. Selama enam bulan Otto mendapatkan rehabilitasi medis. Ternyata stroke tidak bisa membuat Otto beristirahat melukis. Otto adalah tipe orang yang pantang menyerah<ref name=":0" />. Karena tidak sanggup berjalan jauh, Otto mengkonsumsi koran, menonton televisi dan film yang bagus-bagus. Dia enggan menonton sinetron<ref name=":3" />.
Sebagai bukti keproduktifannya pasca serangan Stroke, Otto menggelar pameran di Galeri Cipta II [[Taman Ismail Marzuki]]. 23 dari 50 lukisan Otto merupakan karya-karya terbarunya. Asoka tinggal mendampingi ayahnya di Depok hingga Otto Djaya menyusul Titi Hernadi dan Agus Djaya. Mayor (Purn.) Raden Otto Djaya Suntara akhirnya tutup usia pada bulan 23 Juni 2002 dalam umurnya yang ke-86 tahun. Pelukis sekaligus pejuang kemerdekaan itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir.
== Referensi ==
|