Suku Dayak Modang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
DYAHSARS (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 53:
 
=== Ritual Pelekatan Nama ===
Doa dan harapan tercermin pada nama seseorang, artinya seseorang yang menyandang nama tersebut diharapkan akan memperoleh hal-hal yang baik dalam kehidupan. Pemberian nama pada suku Dayak Modang disertai dengan prosesi pelekatan nama. Ritual ''Nen Kaeg Heig Metae''yang (yang mewujudkan permohonan kepada Yang Maha Kuasa) menjadi permulaan dari prosesi pelekatan namapada suku Dayak Modang. Sesudah selesai merapalkan mantera atau doa-doa dengan posisi menghadap ke sungai Mahakam, pimpinan upacara adat meletakkan sembilan telur ayam kampung ke ujung setiap tongkat mambu yang telah ditancapkan dengan berjejer, yang pada bagian bawahnya terdapat sirih, beras, dan rokok. Setelah itu, dilakukan penyembelihan seekor ayam jantan yang berwarna merah, darah ayam tersebut disangga dalam piring putih yang berisi beras dan telur, yang kemudian akan ditaruh di Mahakam. Bunyi gendang dan tabuhan gong mengiringi seluruh rangkaian ritual pelekatan nama.
 
Kemudian, orang tua membawa anak laki-lakinya yang akan diberi nama menuju ke tempat pelaksanaan adat atau. Tempat ini disebut dengan ''Hewat'' yang beralaskan tikar purun. Ibu memasang gelang manik pada anak tersebut. Pemasangan ini bermakna sebagai ikatan hubungan. Selanjutnya, dilaksanakan prosesi ''Me et Jiem'' atau pemotongan rambut anak oleh tetua adat, yang mempunyai arti penataan awal tata adat kehidupan atau merupakan ungkapan proses pertumbuhan. Setelah prosesi ''Me et Jiem'' usai, dilakukan ritual ''Net Leug'' atau memohon calon nama untuk anak melalui perantara daun pisang ambon yang telah dibentuk menjadi kotak dengan ukuran 3x4 cm sebanyak tiga rangkap.