Molapi saronde: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Adie Baim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
''Molapi saronde'' merupakan tarian yang diangkat dari tradisi pernikahan adat masyarakat [[Gorontalo]] pada zaman dahulu, yang menjadikan tarian ini sebagai sarana ''Molihe Huali'' yaitu menengok atau mengintip calon istri.<ref>http://www.negerikuindonesia.com/2015/10/tari-saronde-tarian-tradisional-dari.html</ref>.
 
''Molapi saronde'' secara harfiah terdiri dari kata ''molapi'' artinya menjatuhkan, ''selentangi'' (selendang) ''yilonta'' (wewangian yang terbuat dari aneka kembang dan dedaunan rempah-rempah yang dicampur dengan minyak kelapa), selanjutnya disebut ''saronde''.<ref>[[Daulima, Farha. 2006. Tata cara adat perkawinan pada masyarakat adat suku Gorontalo : Forum Suara Perempuan]]</ref> Maksudnya ialah mempersilahkan menari dengan selendang yang harum semerbak. Kepada calon pengantin laki-laki, dalam acara ''mopotilantahu'' (mempertunangkan), sebagai bagian dari tata cara ''moponika'' (perkawinan) menurut ketentuan adat Gorontalo.<ref>[[Nasaru hasan. 2013.makna simbolok adat Malopi saronde pada rangkaian adat daerah Gorontalo,Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo]]</ref><ref>[[Mukolil,Muhammad Fauzy 2015. Turunani dalam adat molapi saronde pada upacara pernikahan di Provinsi Gorontalo,Skripsi,Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta]]</ref>
 
== Prosesi ==
Pada malam sehari sebelum ijab kabul, pihak keluarga calon mempelai pria mengunjungi rumah calon mempelai wanita. Kehadirannya juga diiringi sejumlah pemuda sebaya, upacara ini disebut ''Mopotilontahu'' atau ''Molilo huwali'' yang berarti “menengok dan mengintip” calon mempelai wanita.<ref>http://mahligai-indonesia.com/pernikahan-nusantara/prosesi-adat/adat-pernikahan-gorontalo-3530</ref> Pada tahapan ini, calon mempelai pria bersama ayahnya atau wali akan menari ''Saronde'' atau ''Molapi Saronde''.

Gerakan diawali dengan memberi hormat kepada orang tua, ketua adat dan keluarga yang hadir, kemudian melangkahkan kaki kanan ke depan diikuti dengan ayunan tangan yang memegang selendang ke samping kanan. Kemudian dilanjutkan dengan ayunan kaki kiri ke depan dan diikuti oleh ayunan tangan ke samping kiri. Penonton yang hadir Kemudian bergantian. Tarian ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada si gadis, bahwa mempelai pria siap mengarungi bahtera rumah tangga. Tarian ''molapi saronde'' tidak bisa dilaksanakan sesudah pesta dan tidak bisa pula dilaksanakan sesudah antar harta (seserahan), karena malam itu merupakan malam terakhir pacaran bagi calon pengantin pria maupun wanita mengikuti prosesi tertentu.<ref>[[Hariana. 2008. Perubahan Bentuk, Estetik dan Makna Simbolik Pakaian Adat Perkawinan Suku Gorontalo. Tesis. Bandung: Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung.]] </ref>
 
''Molapi saronde'' dimulai setelah selesai waktu pelaksanaan sholat Isya. Rumah calon mempelai perempuan sebagai tempat pelaksanaan acara akan dipersiapkan berdasarkan tata cara adat, ruangan yang akan digunakan adalah ''dulodehu'' ( ruang tengah tempat keluarga berkumpul) yang berhadapan langsung dengan ''huwali lo humbia'' ( kamar tidur pengantin).< ''Molapi saronde'' dibawakan dengan vokal lagu khusus Tari Saronde dan diiringi dengan musik rebana. Tempo dalam mengiringi tarian ini dimainkan dengan menyesuaikan lagu dan gerakan penari. ref>[[Thalib, Rahmad(2014) Tradisi Budaya Molapi Saronde Dalam Adat Pernikahan Masyrakat Gorontalo. Other thesis, Universitas Negeri Gorontalo.]]</ref><ref>http://eprints.ung.ac.id/1307/</ref>
 
''Molapi saronde'' dimulai setelah selesai waktu pelaksanaan sholat Isya. Rumah calon mempelai perempuan sebagai tempat pelaksanaan acara akan dipersiapkan berdasarkan tata cara adat, ruangan yang akan digunakan adalah ''dulodehu'' ( ruang tengah tempat keluarga berkumpul) yang berhadapan langsung dengan ''huwali lo humbia'' ( kamar tidur pengantin).<ref>[[Thalib, Rahmad(2014) Tradisi Budaya Molapi Saronde Dalam Adat Pernikahan Masyrakat Gorontalo. Other thesis, Universitas Negeri Gorontalo.]]</ref><ref>http://eprints.ung.ac.id/1307/</ref>
 
== Warisan budaya tak benda ==