Molapi saronde: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adie Baim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Adie Baim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Molapi saronde (melempar selendang)''' adalah tarian ritual pernikahan adat [[Gorontalo]]. Tarian ini dilaksanakan oleh pengantin laki-laki pada malam hari perkawinan mereka. Pada prosesi ''Molapi Saronde'' diiringi dengan tabuhan rebana dan ''Turunani'' kesenian vokal bernuansa Islam. Bahan yang digunakan adalah tiga macam selendang yakni warna hijau, kuning, dan kuning telur. Pelaksanaan ritual ini dilaksanakan di rumah mempelai wanita<ref>https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=56</ref>
== Sejarah==
Awal mula tarian ''molapi saronde'' tidak lepas dari masuknya Islam ke Gorontalo sekitar tahun 1525 M Bermula dari ''olangia (raja) Amai'' yang menjadikan Islam sebagai agama kerajaan, lalu merumuskan prinsip ''adati hula-hula’a to sara’a, sara’a hula’a lo adati'' (adat bersendi syarak, syarak bersendi adat) yang mempertaukan adat dan syariat. Formulasi tersebut melahirkan aturan tata adat yang secara turun temurun diwariskan melalui pemangku adat dan jaringan keluarga. Terdapat 185 butir aturan tata adat yang pada urutan ke 11 butir adat tertulis jelas adat ''mopotilantahu'' (mempertunangkan) dalam adat pernikahan termasuk tarian ''molapi saronde''<ref>Hariana. 2008. Perubahan Bentuk, Estetik dan Makna Simbolik Pakaian Adat Perkawinan Suku Gorontalo. Tesis. Bandung: Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung. Tidak diterbitkan</ref> yang menjadikan tarian ''molapi sarondetersebut'' sebagai sarana ''Molihe Huali'' yaitu menengok atau mengintip calon istri.<ref>http://www.negerikuindonesia.com/2015/10/tari-saronde-tarian-tradisional-dari.html</ref>.
==Filosofi ==
''Molapi saronde'' secara harfiah terdiri dari kata ''molapi'' artinya menjatuhkan, ''selentangi'' (selendang) ''yilonta'' (wewangian yang terbuat dari aneka kembang dan dedaunan rempah-rempah yang dicampur dengan minyak kelapa), selanjutnya disebut ''saronde''.<ref>Daulima, Farha. 2006. Tata cara adat perkawinan pada masyarakat adat suku Gorontalo : Forum Suara Perempuan</ref> Maksudnya ialah mempersilahkan menari dengan selendang yang harum semerbak. Kepada calon pengantin laki-laki, dalam acara ''mopotilantahu'' (mempertunangkan), sebagai bagian dari tata cara ''moponika'' (perkawinan) menurut ketentuan adat Gorontalo.<ref>Nasaru hasan. 2013.makna simbolok adat Malopi saronde pada rangkaian adat daerah Gorontalo,Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo</ref><ref>Mukolil,Muhammad Fauzy 2015. Turunani dalam adat molapi saronde pada upacara pernikahan di Provinsi Gorontalo,Skripsi,Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta</ref>