Madu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pembatalan |
Banyak perubahan |
||
Baris 2:
[[Berkas:Honey comb.jpg|jmpl|Sarang madu.]]
'''Madu''' adalah cairan alamiah yang
Madu juga merupakan salah satu hasil hutan non-kayu.
Rasa manis madu disebabkan oleh unsur [[monosakarida]] [[fruktosa]] dan [[glukosa]], dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan [[gula]].<ref name="NHB carbs">National Honey Board. [http://161.58.48.157/foodindustry/resourcedb/carbohydrates.htm "Carbohydrates and the Sweetness of Honey"]. Last accessed 2 Sep 2010.</ref><ref name="Oregon State University">Oregon State University. [http://food.oregonstate.edu/faq/sugar/faq_sugar53.html "What is the relative sweetness of different sugars and sugar substitutes?"]. Accessed 2 Sep 2010.</ref>
Madu memiliki ciri-ciri kimia yang menarik,
Sejarah penggunaan madu oleh manusia sudah cukup panjang. Dari dulu manusia menggunakan madu untuk makanan dan minuman sebagai pemanis atau perasa. Aroma madu bergantung pada sumber [[nektar]] yang diambil lebah.<ref>{{cite journal|url=http://www.scirpus.ca/cap/articles/paper017.htm|author=Vaughn M. Bryant, Jr. |title=Pollen Contents of Honey|journal= CAP Newsletter|volume= 24|issue=1|pages=10–24|year= 2001}}</ref>
== Kandungan
Madu adalah campuran dari gula dan senyawa lainnya. Sehubungan dengan karbohidrat, madu terutama fruktosa (sekitar 38,5%) dan glukosa (sekitar 31,0%),<ref name="NHB carbs"/> sehingga mirip dengan sirup gula sintetis diproduksi terbalik, yang sekitar 48% fruktosa, glukosa 47%, dan sukrosa 5%. Karbohidrat madu yang tersisa termasuk maltosa, sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya. Seperti semua pemanis bergizi yang lain, madu sebagian besar mengandung gula dan hanya mengandung sedikit jumlah vitamin atau mineral.<ref name="sugaralliance">{{Cite book|title = Questions Most Frequently Asked About Sugar|publisher = American Sugar Alliance|url = http://shelf1.library.cmu.edu/cgi-bin/tiff2pdf/heinz/box00335/fld00030/bdl0029/doc0001/heinz.pdf }}</ref><ref name="Nutrient Data">USDA Nutrient Data Laboratory [http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/search/ "Honey."] Last accessed 24 August 2007.</ref> Madu juga mengandung sejumlah kecil dari beberapa senyawa dianggap berfungsi sebagai antioksidan, termasuk [[chrysin]], [[pinobanksin]], [[vitamin C]], [[katalase]], dan [[pinocembrin]].<ref>{{cite journal |author=Martos I, Ferreres F, Tomás-Barberán F |title=Identification of flavonoid markers for the botanical origin of Eucalyptus honey |journal=J Agric Food Chem |volume=48 |issue=5 |pages=1498–502 |year=2000 |pmid=10820049 |doi=10.1021/jf991166q}}</ref><ref>{{cite journal |author=Gheldof N, Wang X, Engeseth N |title=Identification and quantification of antioxidant components of honeys from various floral sources |journal=J Agric Food Chem |volume=50 |issue=21 |pages=5870–7 |year=2002 |pmid=12358452 |doi=10.1021/jf0256135}}</ref> Komposisi spesifik dari sejumlah madu tergantung pada bunga yang tersedia untuk lebah yang menghasilkan madu.<ref name="sugaralliance"/>
Baris 24 ⟶ 26:
* Lain-lain: 3.2%
== Lebah ==
[[Berkas:Bee on -calyx 935.jpg|jmpl|Seekor [[lebah madu]]]]
''
== Peternakan Lebah Madu ==
Di Indonesia sendiri sudah terdapat peternakan madu (apikultur). Peternakan lebah di Indonesia masih tergolong kecil, dan belum besar-besaran. Terdapat beberapa peternakan lebah yang sudah ada yakni di Malang, Jawa Timur. Sedangkan pada wilayah lain mayoritas madu diperoleh dari hasil hutan seperti pada Jawa Barat. Peternakan dan eksploitasi hasil hutan ini diperlukan karena banyak pasar maupun peluang pasar salah satunya adalah di Taiwan yang memiliki nilai sebesar 6730.000 USD atau setara dengan 95 Milyar Rupiah. Dengan analisis biaya produksi awal madu hutan di Bandung, Jawa Barat kurang dari 150 juta rupiah dan biaya perbaikan tetap per tahun sebesar 60 juta rupiah<ref>Siregar, Heraldy Risva (2014). “Analisis Biaya Produksi Madu Hutan, Madu Pollen dan Pollen pada Usaha Madu D-Bee’s di Sindangkerta, Bandung Barat”. Institut Pertanian Bogor.</ref>.
== Pembentukan ==
[[Berkas:runny hunny.jpg|jmpl|Madu]]
Lebah mengubah [[sakarida|gula (sakarida)]] menjadi madu dengan proses mengunyah berkali kali sampai setengah tercerna. Proses ini tidak dilakukan sekaligus. Setelah dikunyah, [[sakarida]] masih dalam bentuk cair dan masih mengandung banyak air, maka proses selanjutnya adalah penguapan sebanyak mungkin air dan [[transformasi]] dengan [[enzim]].
Lebah membuat madu sebagai sumber makanan. Pada musim dingin atau saat makanan langka, lebah mengambil cadangan madu sebagai sumber energi.<ref name="NHB Bee facts">National Honey Board. [http://www.honey.com/nhb/about-honey/honey-and-bees/ "Honey and Bees."] Last accessed 10 January 2010.</ref>
Baris 46 ⟶ 51:
Lebah pekerja bertugas mengurus [[larva]], mengumpulkan [[nektar]] yang akan dibuat menjadi madu, serta mencari [[nektar]].
==
Produk utama dari madu adalah sebagai bahan pangan. Madu murni dibungkus dalam kemasan yang bisa langsung digunakan ataupun dapat dilarutkan dengan air dan kemudian diminum. Selain itu, madu juga digunakan sebagai bahan tambahan pangan dan terdapat sebagai salah satu komposisi dari beberapa produk air minum dalam kemasan. Madu yang ditambahkan pada produk air minum pada kemasan menggunakan madu sebagai bahan perasa (''flavouring agent'').
Sepanjang sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini [[antiseptik]] dan [[antibakteri]] yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara kimiawi.▼
Selain terdapat pada produk pangan, madu juga banyak ditemukan pada komposisi obat tradisional. Madu memiliki aktivitas antimikroba yang bisa menghambat pertumbuhan mikroba yang disebabkan oleh kandungan air yang rendah. Selain itu, madu juga dapat digunakan untuk menyembuhkan tukak peptik yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. Madu juga memiliki aktivitas antivirus. Selain itu, penelitian terhadap madu juga terlihat berbagai aktivitas farmakologi madu pada penyembuhan penyakit artritis, penyembuhan infeksi saluran kemih, penurunan kadar kolesterol, pengobatan influenza dan kanker<ref name=":0">Saranraj, P., Sivasakthi, S., & Feliciano, G. (2016). Pharmacology of Honey: A Review. Advances In Biological Research, 10(4), 271-289. doi: 10.5829/idosi.abr.2016.10.4.104104</ref>. Di Indonesia ada beberapa produk jamu yang menggunakan madu.
Madu juga digunakan sebagai bahan kosmetik. Penambahan madu pada kosmetik adalah sebagai pelembap (''moisturizer''), pelembut (''softener'') dan menyembuhkan jaringan kulit. Beberapa aplikasi kosmetik pada madu antara lain adalah sebagai pencuci wajah, pelembut wajah, pelembap, jerawat, bibir pecah-pecah, lotion untuk kulit kering, dan ''conditioner'' rambut.
== Standarisasi Madu Internasional ==
Dari banyaknya produk-produk primer maupun sekunder dari madu, sehingga diperlukannya standar nasional maupun internasional untuk menjamin kualitas madu yang digunakan. Sudah terdapat standar Internasional madu yang dikeluarkan oleh ''Codex Alimentarius Standard''. Beberapa parameter mutu dari madu antara lain adalah [[kadar air]], [[Kontaminasi|kontaminan]], [[kadar gula]], [[kadar senyawa tak larut air]], [[kadar abu]], [[PH|tingkat keasaman (pH)]], aktivitas diastase, kadar [[Hidroksimetilfurfural|hidroksimetilfurfural (HMF)]], dan [[konduktivitas listrik]].<ref name=":0" />
Kualitas madu yang baik adalah madu yang tidak terdapat kandungan air tinggi. Beberapa kontaminan yang pada madu antara lain logam berat, dan residu pestisida harus kurang dari batas maksimal yang diperbolehkan. Selain itu kadar HMF tidak boleh lebih dari 40 mg/kg yang menandakan bahwa bila madu sudah disimpan lama atau disimpan kurang baik, kadar HMF nya akan meningkat. Secara umum, madu yang baik adalah madu yang kadar airnya kurang dari 21%, memiliki aktivitas diastase diatas 3 dan kandungan HMF dibawah 40 mg/kg.<ref>Bogdanov, S., Lüllmann, C., Martin, P., von der Ohe, W., Russmann, H., & Vorwohl, G. et al. (1999). Honey quality and international regulatory standards: review by the International Honey Commission. Bee World, 80(2), 61-69. doi: 10.1080/0005772x.1999.11099428</ref>
== Manfaat Madu ==
▲Sepanjang sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini [[antiseptik]] dan [[antibakteri]] yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara
=== Efek Osmotik ===
Baris 62 ⟶ 79:
=== Pengobatan penderita diabetes ===
Madu juga sudah terbukti bisa digunakan untuk pengobatan luka pada penderita [[diabetes]] yang di mana pasien tidak
=== Keasaman ===
Keasaman ([[
=== Metilglioksal ===
Baris 85 ⟶ 100:
|url = http://content.karger.com/ProdukteDB/produkte.asp?Aktion=ShowPDF&ProduktNr=223996&Ausgabe=228557&ArtikelNr=64580&filename=64580.pdf
|doi = 10.1159/000064580
|issue = 4}}</ref> Hal ini sesuai dengan [[pengobatan tradisional]].<ref>{{cite journal
|last = Molan
|first = Peter C.
Baris 118 ⟶ 132:
|year = 2004
|pmid = 15298770}}</ref>
Madu dipasteurisasi secara luas diyakini dapat mengurangi alergi, meskipun tidak secara komersial disaring atau madu mentah terbukti lebih efektif dibandingkan plasebo dalam studi terkontrol dari 36 peserta dengan [[alergi]] pada mata.<ref>{{Cite book
|publisher = American Academy of Allergy Asthma & Immunology
Baris 125 ⟶ 140:
|accessdate = 20 September 2010 }}</ref>
== Penelitian Berbasis Metabolomik pada Madu ==
== Topik-topik terkait ==▼
Penelitian terhadap madu penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari madu yang dihasilkan.
{{Commons|Honey}}{{wiktionary|madu}}▼
Beberapa metode berbasis [[Metabolomika|metabolomik]] yang telah dilakukan pada madu ataupun lebah antara lain adalah penentuan marker dari madu yang menandakan sumber geografisnya<ref>Li, Y., Jin, Y., Yang, S., Zhang, W., Zhang, J., & Zhao, W. et al. (2017). Strategy for comparative untargeted metabolomics reveals honey markers of different floral and geographic origins using ultrahigh-performance liquid chromatography-hybrid quadrupole-orbitrap mass spectrometry. Journal Of Chromatography A, 1499, 78-89. doi: 10.1016/j.chroma.2017.03.071</ref>. Sumber geografis akan memengaruhi kualitas madu sehingga penentuan marker ini dapat memberikan pandangan terkait kualitas madunya. Selain itu penelitian berbasis metabolomik pada lebah juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan spesies lebah yang juga merupakan faktor penentu jenis madu yang dihasilkan<ref>Razali, M., Zainal, Z., Maulidiani, M., Shaari, K., Zamri, Z., & Mohd Idrus, M. et al. (2018). Classification of Raw Stingless Bee Honeys by Bee Species Origins Using the NMR- and LC-MS-Based Metabolomics Approach. Molecules, 23(9), 2160. doi: 10.3390/molecules23092160</ref>.
Selain kajian metabolomik pada lebah, penelitian juga dilakukan pada tanaman penghasil nektar yang biasanya digunakan oleh lebah untuk memproduksi madu<ref>Arathi, H., Bjostad, L., & Bernklau, E. (2018). Metabolomic analysis of pollen from honey bee hives and from canola flowers. Metabolomics, 14(6). doi: 10.1007/s11306-018-1381-5</ref>. Penelitian pada mikroflora pada usus lebah juga dapat memberikan pandangan pada kualitas madu yang dapat dihasilkan<ref>Kešnerová, L., Mars, R., Ellegaard, K., Troilo, M., Sauer, U., & Engel, P. (2017). Disentangling metabolic functions of bacteria in the honey bee gut. PLOS Biology, 15(12), e2003467. doi: 10.1371/journal.pbio.2003467</ref>.
Selain kajian-kajian metabolomik yang telah diuraikan di atas, dapat dilakukan pula kajian metabolomik pada jalur metabolisme lebah yang menghasilkan madu. Kajian metabolomik juga dapat dilakukan pada pohon yang ditempati oleh sarang lebah, sebab bisa jadi ada hubungan antara pohon tertentu dengan keberadaan sarang lebah.
* [[makanan]]
* [[minuman]]
|