Ngalaksa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 188:
 
=== '''Gerakan dalam Upacara ''Ngalaksa''''' ===
Gerakan ini maksudnya adalah [[gerakan]] yang berpola dalam upacara ''Ngalaksa'' secara menyeluruh.
 
'''''Meuseul'''''
 
Pada gerakan ''meuseul'' atau menumbuk, baik ''meuseul mitembeyan'' maupun ''meuseul geulis'', gerakan dilakukan bersamaan atau ''sareundeuk saigel sabobot sapihanean.'' Tidak boleh ada gerakan yang ''pacorok''saling ataususul ''heula-pandeuri,''menyusul karena bukan kegiatan ngagondang (main-main), tetapi kegiatan sakral dan penuh kebersamaan. Oleh sebab itu, gerakan alu harus selalu bersamaan mengayun ke [[atas]] dan ke [[bawah]], kadang disesuaikan dengan lagu tarawangsa yang ditabuh.
 
'''''Nimang/ngemban'''''
 
Gerakan ''Nimang'' adalah gerakan berpola seperti halnya menimang [[bayi]]. Nimang disebut juga ''ngemban'' yaitu mengayun bayi ketika sedang mengasuh. Gerakan ini akan dengansangat mudah terlihat pada setiap waktu ketika tarawangsa ditabuh. Paibuan atau pangramaan, sesepuh, bahkan penongton yang mengerti akan menggerakkan tangannya seperti halnya menimang bayi. Gerakan ini kadang menimang dengan tangan [[kosong]] ataupun dengan menimang [[selendang]].
 
menimang bayi. Gerakan ini kadang menimang dengan tangan kosong ataupun dengan menimang selendang.
 
'''''Ngibing Ngabadaya'''''
 
''Ngibing ngabadaya'' dilakukan malam hari adalah ketika tarawangsa ditabuh dan kegiatan nyumpingkeun Keresa Nyai dilaksanakan. Ngibing[[Tari]] ngabadaya pada kegiatan ini dilakukan oleh para ''saéhu'' [[laki-laki]] dan para ''saéhu'' [[perempuan]], juga panema dan paibuan, dan bersifat sakral karena berada pada ritual nyumpingkeun. Para ''saéhu'' memakai [[busana]] prang[[parang kusumah]]. Lagu-lagu yang mengiringinya adalah lagu-lagu pokok. ''Ngibing ngabadaya'' yang dilakukan siang hari diikuti oleh masyarakat umum untuk meramaikan acara. NgibingTarian ini ini sifatnya [[hiburan]]. Lagu tarawangsa yang ditabuhpunditabuh pun dinamis dengan lagu-lagu panambah.
 
Gerakan ngibing ngabadaya bersifat [[bebas]], [[intuitif]], tetapi mengindahkan gerakan-gerakan [[dasar]] yaitu: memakai selendang, gerakan para perempuan lebih [[statis]] dengan hanya mengayun selendang ke kiri ke kanan, sedangkan gerakan para laki-laki lebih [[dinamis]]. Selain gerakan yang dikondisikan demikiantadi, ada juva gerakan di luar kesadaran para penari, yaitu ''trans'' atau setengah [[kesurupan]] dan kesurupan''.'' Menurut para ''saéhu'', terutama yang menjaga kemenyan, penari yang transkesurupan tersebut dianggap ''kemasukan'' leluhurnya, sehingga ada perempuan yang menangisme[[nangis]], menari dengan [[gagah]], dan bahkan mirip [[pencak silat]]. Demikian juga dengan penari laki-laki, ada yang kesurupan pamacan, palutung, dan sebagainya.
 
'''''Mungkus'''''
 
Kegiatan ''mungkus'' memperlihatkan pula gerakan tersendiri. Para [[ibu]] yang ''ngiringan'' secara perseorangan membungkus laksa dengan daun congkok berada dalam [[kelompok]] yang serempak sama membungkus laksa. Hal ini menjadikan gerakan membungkus berada dalam [[ritme]] dan [[dinamika]] yang menarik.
 
'''''Ngajajapkeun'''''
 
Gerakan terakhir yang menarik adalah gerakan ngajajap atau mengantarkan Nyai ke ''panggodogan'' (perebusan). Gerakan ini dilakukan oleh kasepuhan ataudengan yangsedikit bertugas untuk itu dengan semacamtarian tarian mengikuti irama musik dan lagu yang ditabuh. Dengan memangku laksa yang akan digodogdirebus, [[kakek]] seolah mengayun Nyai dalam pelukannya. [[Kepala]], [[badan]], dan kaki kakek bergerak dengan lincahnya mengikuti irama lagu sambil membawa Nyai ke panggodogan.
 
== Kesenian pengiring ==