Suku Da'a: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adie Baim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Adie Baim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
Suku Da’a mulai dimukimkan oleh Dinas Sosial di daerah dataran sekitar tahun 1986 permukiman di perkampungan permanen ini dilakukan dengan alasan untuk mengurangi aktivitas pertanian berpindah yang berpotensi mengurangi luasan hutan lindung. Pada tahun itu pula mereka mulai menganut agama. suku Da'a yang berada di [[sulawesi barat]] mayoritas beragama [[Kristen]] dan mayoritas yang berada di [[Sulawesi tengah]] beragama [[Islam]] <ref>Umar,Dwi Yani Yuniawati 2016.Keterkaitan Etnik Da'a Di Wilayah Pedalaman Pegunungan Gawalise, Sulawesi Bagian Tengah, Dengan Populasi Australomelanesid Di Sulawesi,Balai Arkeologi Yogyakarta, Jl. Gedongkuning No. 174 Yogyakart</ref>
 
sekalipun telah mengenal agama suku Da'a tetap melaksanakan Upacara ''Mumpakoni'' sebagai satu upacara wajib sebelum pembangunan rumah pohon suku Kaili Da’a. Meskipun sudah mengenal agama, unsur animisme ini masih kental di kalangan suku ini. Ada sesajen yang harus disiapkan sebelum upacara. Yakni terdapat kapur sirih, pinang, telur rebus, sirih, dan gambir. Sesajen ini melambangkan beragam hal tentang kehidupan dan hati. Pada proses pembuatan rumah pohon, biasanya dilakukan beramai-ramai dan dilakukan pada hari tertentu yang dipercaya membawa berkah.<ref>Yuniawati, Dwi Yani, et.al. 2012. “Kajian Pluralisme Budaya Austronesia dan Melanesia Nusantara: Peradaban Penutur Austronesia di Kawasan Lembah Bada, Sulawesi Tengah.” Laporan Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Arkeologi Nasional</ref>
 
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia]]