Rumah Bale (Arsitektur Sumba): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rofinus EL (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Rofinus EL (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22:
== Bahan Bangunan Rumah Bale ==
Bahan atau [[Bahan|material]] yang digunakan dalam pembuatan rumah Bale menggunakan bahan alam yang tersedia di daerah se tempat, yakni tiang-tiang dari balok kayu, rangka dinding juga dari balok kayu serta usuk, rangka atap dari balok, kayu bulat dan bambu-bambu, lantai dari papan, dinding terbuat dari anyaman buluh atau kulit bambu, dan bahan atap dari rumput alang-alang<ref name=":2" />. Jenis dan kualitas material bangunan tradisional sangat menentukan
== Bagan Rumah Bale ==
Rumah Bale (Arsitektur Sumba) mempunyai bagan yang merupakan perwujudan lapisan bumi, yakni lapisan teratas, [[Langit-langit|loteng]] panas, [[Plafon kayu|loteng]] makanan, tahta, balai pertemuan, dan balai untuk pijakan kaki<ref name=":0" />.
• Lapisan teratas atau dinamakan ''umma dalo'' yakni loteng tempat menyimpan bibit-bibit tanaman pangan seperti padi, jagung, sorgun serta bibit kacang-kacangan. Umma dalo juga digunakan sebagai tempat menyimpan bahan makanan yang unggul<ref name=":0" />.
• [[Langit-langit|Loteng]] panas yang dinamakan ''Pedambahano'' yaitu loteng panas diatas para-para api untuk menyimpan sementara hasil panenan untuk diawetkan melalui poses pemanasan serta pengasapan<ref name=":0" />. [[Langit-langit|Loteng]] panas ini berbetuk para-para yang berlubang-lubang
• [[Plafon kayu|Loteng]] untuk menyimpan makanan sehari-hari disebut ''Pedalolo'' yang letaknya mudah dijangkau oleh semua penghuhi rumah<ref name=":0" />.
• Tahta atau ''Katendeng'' yaitu untuk duduk dan tidur penghuni rumah<ref name=":0" />.
Baris 37:
• Tempat untuk mengadakan pertemuan atau rapat di balai pertemuan yang disebut ''Tabola, yaitu pertemuan yang diadakan oleh'' warga satu keluarga ataupun untuk beberapa keluarga<ref name=":0" />.
• Balai untuk pijakan kaki disebut ''Katonga tanah'', yaitu balai untuk pijakan kaki sebelum memasuki rumah, bagi semua yang akan
== Filosofi ==
Filosofi Arsitektur Sumba Sejarah pembangunan Sumba Timur tidak lagi dalam balutan budaya dan filosofi “''Matawai Amahu Pada Njara Hamu”'',
|