Gurut uma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 8:
Dalam kehidupan suku Mentawai, keberadaan uma tidak sekadar tempat hunian, melainkan mempunyai fungsi sebagai wadah terjadinya interaksi sosial. Di uma, dilakukan berbagai kegiatan kebersamaan seperti gotong royong. Setelah uma selesai, anggota suku pemilik uma atau disebut ''sikebbukat uma'' akan mempersiapkan pesta perayaan atau peresmian yang disebut gurut uma.{{sfn|M. Gullit Agung W., dkk|2014|pp=44-45}} Dengan upacara gurut uma, penghuni uma diharapkan merasa nyaman untuk tinggal di uma.{{sfn|Yayasan Pendidikan Suku Mentawai|2018}}
 
== TahapanPersiapan ==
Sebelum memulai upacara gurut uma, kepala suku pemilik uma baru atau disebut ''sikebbukat uma'' terlebih dulu memasuki uma sambil melafalkan mantra-mantra. Mantra-mantra tersebut menyatakan bahwa pemilik rumah akan segera menempati rumah baru. Hal ini, menurut keyakinan setempat, sebagai bentuk permintaan izin kepada roh-roh yang ada di sekeliling uma "agar apapun yang akan dilakukan selanjutnya tidak mengganggu satu sama lain".{{sfn|Tarida Hernawati (ed)|2015|pp=2}}{{sfn|Pirja Pirus Satairarak|14 September 2015|pp=23}}
=== Persiapan ===
Sebelum memulai upacara gurut uma, kepala suku pemilik uma baru atau disebut ''sikebbukat uma'' memasuki uma sambil melafalkan mantra-mantra. Mantra-mantra tersebut menyatakan bahwa pemilik rumah akan segera menempati rumah baru. Hal ini, menurut keyakinan setempat, sebagai bentuk permintaan izin kepada roh-roh yang ada di sekeliling uma "agar apapun yang akan dilakukan selanjutnya tidak mengganggu satu sama lain".{{sfn|Tarida Hernawati (ed)|2015|pp=2}}{{sfn|Pirja Pirus Satairarak|14 September 2015|pp=23}}
 
Setelah pembacaan mantra, anggota suku memasukkan semua perlengkapan dan peralatan rumah tangga (misalnya peralatan tidur dan peralatan dapur) dan peralatan budaya milik (seperti ''gajeumak ngong'' dan perhiasan manik-manik) ''sikebbukat uma'' ke dalam rumah baru.{{sfn|M. Gullit Agung W., dkk|2014|pp=45-46}} Selanjutnya, ''sikebbukat uma'' beserta istri dan anak-anaknya memasuki uma. Mereka terlebih dahulu berkumpul di ruangan yang disebut ''puiligat''. Mereka dimandikan dengan air yang diambil dari mata air yang dianggap sakral.{{sfn|Tarida Hernawati (ed)|2015|pp=2}}{{sfn|Pirja Pirus Satairarak|14 September 2015|pp=23}}
Baris 26 ⟶ 25:
== Upacara inti ==
[[Berkas:Sikerei_mengobati_warga_yang_sakit.jpg|pra=https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Sikerei_mengobati_warga_yang_sakit.jpg|jmpl|291x291px|Sikerei memimpin upacara inti gurut uma dengan perlengkapan pakaian lengkap]]
UpacaraSetelah intiserangkaian gurutpersiapan dilakukan, ''sikebbukat uma'' dipimpinakan olehmeminta seorang [[sikerei]] danuntuk memulai upacara inti. Upacara inti biasanya dilakukan pada malam hari. Apabila di suku yang mengadakan upacara gurut uma tidak ada sikerei, harus mengudang sikerei dari suku atau uma lain. Setelah semua anggota suku berada di uma, Sikerei memimpin upacara menurut kepercayaan [[Arat Sabulungan]], pertama-tama dengan menyebutkan nama-nama semua daerah tempat bersemayamnya roh-roh para leluhur. Dalam mantra-mantra sikerei, disampaikan maksud dan tujuan upacara yang sedang mereka lakukan serta mengundang roh para leluhur untuk ikut serta dalam punen gurut uma. Selain itu, Sikerei lewat mantra meminta izin kepada penguasa hutan, bukit, laut dan sungai agar semua bahan pembuatan uma tidak menimbulkan masalah atau musibah.{{sfn|Tarida Hernawati (ed)|2015|pp=5}}{{sfn|Pirja Pirus Satairarak|14 September 2015|pp=23}}
 
Pada keesokan harinya, sikerei melakukan ritual pembersihan uma dari roh-roh halus yang disebut ''masijaineng uma sibeu'', ritual pengusiran atau menjauhkan roh-roh jahat atau disebut ''bibibit sakatai'', dan ritual memohon rezeki dan umur panjang atau disebut ''bibit simaheru''.{{sfn|Pirja Pirus Satairarak|15 September 2015|pp=23}}{{sfn|M. Gullit Agung W., dkk|2014|pp=45-46}}