Dahagi di HMS Bounty: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 262:
''Bounty'' berlabuh di Tubuai pada 28 Mei 1789, akan tetapi masyarakat pribumi pulau itu menunjukkan sikap permusuhan. Ketika searmada kecil perahu perang pribumi dikayuh menghampiri kapal, Fletcher Christian menembakkan empat pucuk meriam untuk menghalau mereka. Sekurang-kurangnya selusin penyerang tewas terbunuh, sementara sisanya kocar-kacir membubarkan diri. Tidak termakan gertakan penduduk pribumi, Fletcher Christian beserta serombongan awak bersenjata menjelajahi pulau itu, dan merasa pulau itu cukup layak untuk ditinggali.{{sfn|Hough|1972|pp=194–196}} Meskipun demikian, untuk mendirikan sebuah permukiman yang permanen, mereka membutuhkan tenaga kerja pribumi dan perempuan untuk dijadikan pendamping hidup. Tempat yang paling memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan tenaga kerja pribumi dan kaum perempuan adalah Tahiti, sehingga ''Bounty'' kembali ke Tahiti pada 6 Juni. Untuk memperdaya para kepala suku Tahiti demi kepentingan mereka, Fletcher Christian mengarang cerita bahwa ia, Letnan Bligh, dan Kapten Cook telah mendirikan sebuah permukiman baru di [[Aitutaki]]. Nama besar Kapten Cook membuat para kepala suku dengan murah hati menyumbangkan ternak dan barang-barang lain. Pada 16 Juni, ''Bounty'' berlayar kembali ke Tubuai membawa banyak perbekalan beserta 30 orang laki-laki dan perempuan Tahiti, beberapa di antaranya ikut berlayar karena telah teperdaya.{{sfn|Dening|1992|p=90}}{{sfn|Hough|1972|pp=196–197}}
 
Selama dua bulan berikutnya, Fletcher Christian dan rombongannya bekerja keras membangun permukiman di Tubuai. Mereka mulai membangun sebuah kampung yang dikelilingi parit pertahanan dan menamakannya "Fort George", dari nama raja Inggris. Kampung ini akan mereka gunakan sebagai kubu pertahanan bilamana diserang dari darat maupun laut.{{sfn|Dening|1992|p=90}} Fletcher Christian berusaha membina hubungan baik dengan kepala-kepala suku di Tubuai, namun kehadiran rombongannya di pulau itu tidak disambut baik.{{sfn|Hough|1972|pp=199–200}} Warga Fort George terus-menerus bersengketa dengan penduduk pribumi, terutama menyangkut harta benda dan kaum perempuan. Sengketa ini berpuncak pada sebuah pertempuran yang berakibat tewasnya 66 warga pribumi dan banyak korban luka-luka.{{sfn|Alexander|2003|p=14}} Perselisihan mulai timbul di kalangan para awak ''Bounty'', dan Fletcher Christian pun merasa kewibawaannya selaku pemimpin mulai runtuh. Ia menggelar sebuah pertemuan untuk membahasamembahas rencana-rencana selanjutnya dan melakukan pemungutan suara. Delapan awak kapal tetap setia pada Fletcher Christian, yakni para pendahagi garis keras, tetapi enam belas awak kapal ingin kembali ke Tahiti dan mengadu peruntungan mereka di sana. Fletcher Christian menerima hasil pemungutan suara ini; dan bilamana sudah menurunkan mayoritas awak kapal di Tahiti, ia berencana untuk "berlayar ke mana saja angin bertiup, dan ... mendarat di pulau pertama yang dihampiri kapal. Mengingat segala sesuatu yang telah kuperbuat, tidak mungkin lagi aku menetap di Tahiti".{{sfn|Hough|1972|pp=199–200}}
 
=== Perpecahan kelompok pendahagi ===