Nyuncun Pahakh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
== Memecahkan Rekor Muri ==
Sebelum tercatat dan ditetapkan sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]], [[tradisi]] Nyuncun Pahakh bahkan sudah pernah memecahkan [[Museum Rekor Dunia Indonesia|Museum Rekor Indonesia]] atau [[Rekor MURI]] pada 2016 lalu. Pemecahan [[Rekor MURI]] tersebut terjadi pada [[Festival Teluk Stabas]] ke 3 dengan tajuk 'Parade Budaya 1001 Bebai Nyucun Pahar'. [[Festival]] atau [[acara]] tersebut melibatkan sekitar 1000 orang ''bebai'' ([[Ibu|ibu-ibu]]), hal inilah yang menjadi faktor pemecahan [[Rekor MURI]].<ref name=":1" /><ref name=":2">{{
== Dampak Ekonomi ==
Sejak berhasil memecahkan [[Rekor MURI]] pada 2016 lalu, wilayah [[Lampung Barat]] dan sekitarnya yang menjadi lokasi atau tempat dari diadakannya 'Parade Budaya 1001 Bebai Nyncun Pahar' menjadi lebih maju dalam [[ekonomi kreatif]], khususnya dari sektor [[pariwisata]].<ref>{{Cite web|url=https://bisniswisata.co.id/pesisir-barat-kabupaten-baru-di-lampung-yang-perekonomiannya-akan-melesat-lewat-pariwisata/|title=Perekonomian Pesisir Barat, Kabupaten Baru Lampung Melesat Lewat Pariwisata|last=Sabri|first=Hilda Ansariah|date=2016-06-07|website=Portal Berita Bisnis Wisata|language=id-ID|access-date=2019-04-24}}</ref><ref name=":2" /> Sekarang setelah mendapatkan [[hak paten]] dari [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]] sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]], [[tradisi]] Nyuncun Pahakh akan semakin menjadi andalan untuk membangkitkan [[pariwisata]] di [[Lampung]], khususnya di [[Kabupaten Pesisir Barat]], [[Kabupaten Tanggamus]], dan [[Kabupaten Lampung Barat]]. Selain itu dengan kemajuan ini juga diharapkan [[tradisi]] Nyuncun Pahakh akan tetap lestari dan tidak tergerus [[modernisasi]].{{sedang ditulis}}
== Referensi ==
|