Masjid Tuanku Pamansiangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
 
== Sejarah ==
Cikal bakal keberadaan masjid ini berawal dari sebuah [[surau]] di lokasi yang sama yang didirikan oleh Tuanku Mansiangan, seorang [[ulama Minangkabau]] yang mendakwahkan agama Islam di Tanah Datar. Lahir pada 1771, Tuanku Pamansiangan bernama asli Abdullah. Ia merupakan murid [[Burhanuddin Ulakan|Syekh Burhanuddin]]. Setelah selesai belajar agama kepada Syekh Burhanuddin, Abdullah kembali ke Koto Laweh dan mendirikan surau untuk mendukung kegiatan dakwahnya, tepatnya pada tahun 1303 menurut [[Kalender Hijriyah|penanggalan Hijriyah]] atau 1886 menurut [[Masehi]]. Lokasi berdirinya surau merupakan tanah rawa yang banyak tumbuh [[mensiang]], yang selanjutnya melekat sebagai julukan Abdullah sehingga ia dikenal dengan nama Tuanku Mansiangan.{{sfn|Abdul Baqir Zein|1999|pp=61-63}}
 
Seiring bertambahnya murid, maka Tuanku Mansiangan meluaskan suraunya menjadi masjid. Namun, tidak diketahui kapan pastinya surau Tuanku Mansiangan berganti menjadi masjid. Dalam buku berjudul ''Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia'' yang ditulis Abdul Baqir Zien, Masjid Tuanku Pamansiangan diperkirakan telah berdiri sejak 1800-an.{{sfn|Abdul Baqir Zein|1999|pp=62}} Adapun berdasarkan penelusuran [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] (BP3) Batusangkar, Masjid Tuanku Pamansiangan didirikan pada 1870.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=16-17}}