Rumbia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kresna Rahayu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kresna Rahayu (bicara | kontrib)
tabel
Baris 75:
<p align="justify">Persyaratan tertentu diperlukan untuk memenuhi permintaan pati sagu. Di Indonesia, standar mutu pati sagu dituangkan dalam SNI 01-3729-1995, berikut rinciannya.</p>
{| class="wikitable"
|+Tabel 1. SyaratStandar Mutu Tepung (Pati) Sagu
!No.
!Kriteria Uji
Baris 82:
|-
|1
1.1
 
1.2
 
1.3
|Keadaan:
Bau
 
Warna
 
* Bau
Rasa
* Warna
* Rasa
|<nowiki>-</nowiki>
 
Baris 155 ⟶ 149:
|-
|12
12.1
 
12.2
 
12.3
 
12.4
|Cemaran logam :
Timbal (Pb)
 
Tembaga (Cu)
 
Seng* Timbal (ZnPb)
* Tembaga (Cu)
 
Raksa* Seng (HgZn)
* Raksa (Hg)
|mg/kg
 
Baris 191 ⟶ 176:
|-
|14
14.1
 
14.2
 
14.3
|Cemaran mikroba :
Angka lempengan total
 
''Escherichia coli''
 
* Angka lempengan total
Kapang
* ''Escherichia coli''
* Kapang
|koloni/g
 
Baris 216 ⟶ 195:
 
== Produk Sekunder ==
<p align="justify">Sagu (''Metroxylon sago Rottb''.) merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang sangat potensial dalam mendukung program ketahanan pangan (Tarigans, 2001). Selain itu, sagu berpotensi sebagai substitusi bahan baku pembuatan kue, mie, makanan penyedap, berbagai jenis minuman, perekat, industri farmasi, ''biodegradable plastic'' dan sumber bahan baku etanol<ref>Pranamuda, M., Y. Tokiwa dan H. Tanaja. 1996. Pemanfaatan pati sagu sebagai bahan baku biodegradable plastik. Makalah Simposium Nasional Sagu III. Pekanbaru Riau, 27-28 Febrauri 1996.</ref>.</p> Standar mutu roti manis menurut SNI 01-3840-1995 adalah sebagai berikut.
{| class="wikitable"
|+Standar Mutu Roti Manis
!No.
!Kriteria Uji
!Satuan
!Persyaratan
|-
|1
|Keadaan :
 
* Kenampakan
* Bau
* Rasa
|<nowiki>-</nowiki>
 
-
 
-
|Normal, tidak berjamur
 
Normal
 
Normal
|-
|2
|Kadar air
|% (b/b)
|Normal
|-
|3
|Kadar abu
|% (b/b)
|Maks. 40
|-
|4
|Abu yang tidak larut dalam asam
|% (b/b)
|Maks. 3,0
|-
|5
|NaCl
|% (b/b)
|Maks. 8,0
|-
|6
|Gula jumlah
|% (b/b)
|Maks. 8,0
|-
|7
|Lemak
|% (b/b)
|Maks. 3,0
|-
|8
|Serangga/Belatung
| -
|Tidak boleh ada
|-
|9
|Bahan tambahan makanan
 
* Pengawet
* Pewarna
* Pemanis buatan
* Sakarin siklamat
|
 
 
-
 
-
 
-
 
-
|<nowiki>-</nowiki>
 
Sesuai SNI 01-0222-1995
 
-
 
Negatif
|-
|10
|Cemaran logam
Raksa (Hg)
 
Timbal (Pb)
 
Tembaga (Cu)
 
Seng (Zn)
|mg/kg
 
mg/kg
 
mg/kg
 
mg/kg
|Maks. 0,05
 
Maks. 1,0
 
Maks. 10,0
 
Maks. 40,0
|-
|11
|Cemaran arsen (As)
|mg/kg
|Maks. 0,5
|-
|12
|Cemaran mikroba
 
* Angka lempeng total
* ''Escherichia coli''
* Kapang
|Koloni/g
 
APM/gr
 
Koloni/g
|Maks.
 
<3
 
Maks.
|}
<p align="justify">Produksi sagu kebanyakan masih dijual dalam bentuk hasil ekstraksi kasar atau produk tepung sagu yang belum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Sementara itu jika dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menghasilkan tepung sagu yang siap pakai diharapkan dapat mengurangi impor gandum. Menurut catatan impor gandum yang mencapai 3.576.670 ton, senilai 503,31 juta dolar AS. Gandum merupakan bahan dasar untuk membuat tepung terigu yang banyak digunakan sebagai bahan utama membuat roti. Oleh karena itu diversifikasi pangan merupakan bentuk mengurangi impor gandum sebagai bahan utama tepung terigu dan meningkatkan ketahanan pangan. Upaya menekan impor beras dan tepung terigu melalui program peningkatan produksi bahan pangan dalam negeri dan diversifikasi pangan pada dasarnya adalah meningkatkan ketahanan pangan nasional yang sekaligus meningkatkan kesempatan ekonomi bangsa Indonesia<ref name=":8">Wahab, Djukrana. 2013. Pengolahan Roti Berbahan Sagu. ''AGRIPLUS'', 23(3): 226-230, ISSN 0854-0128.</ref>.
[[Berkas:Sagu-restaurante-sobremesa.jpg|jmpl|249x249px|Olahan Makanan Berbahan Dasar Tepung Sagu]]