Upacara Wetonan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
''Menurut Yudi Setiyadi (2014) Weton memperkirakan kepribadian, sifat dan nasib seseorang. Meski tidak bersifat mutlak, weton digunakan sebagai pengingat bagi orang Jawa untuk berhati-hati dalam menjalani hidup. Filosofi hidup eling lan waspada (ingat dan selalu waspada) menjadi unsur penting dalam pemahaman tentang weton dalam kehidupan sehari-hari orang Jawa.''
▲'''Menyiapkan Bahan dalam Upacara Wetonan'''
Memasak nasi untuk dibuat ''tumpeng,'' banyaknya beras yang dimasak dikira-kira saja mencukupi untuk minimal 1 keluarga. Menurut Sumarni (Wawancara, 2 Desember 2015):
Baris 43 ⟶ 41:
Orang Jawa biasa menyebutnya sebagai ''jenang merah'' dan ''jenang putih.'' Setelah selesai ''tumpeng'' diletakkan dalam sebuah wadah, bisa berupa ''tampah'' atau ''leseran'' kemudian dikelilingi oleh sayuran dan ''bothok pelas.''
▲'''Prosesi'''
Tahapan pertama dari proses pelaksanaan ''Slametan Weton'' ini adalah orang yang paling tua di dalam keluarga biasanya kakek atau nenek akan membacakan niat atau do’a dalam bahasa jawa atau orang Jawa biasa menyebutnya ''ngujupne.'' Pembacaan niat ini berisi permintaan perlindungan kepada Yang Maha Kuasa, agar orang yang diperingati ''weton'' atau hari lahirnya diberi kesehatan lahir dan batin.
Baris 52 ⟶ 48:
Sebelum makan bersama orang yang dibuatkan ''slametan weton'' harus memakan ''jenang'' putih agar diberi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Baru kemudian setelah itu semua anggota keluarga makan secara bersama-sama.
Setiap tradisi ''slametan'' khususnya bagi masyarakat Jawa akan menggunakan makanan-makanan maupun sesaji yang dibuat sebagai salah satu unsur dalam melakukan ''slametan''. Begitu pula dengan ''slametan weton'' terdapat dua jenis makanan yang harus ada yaitu
▲'''Makanan Wajib'''
▲Setiap tradisi ''slametan'' khususnya bagi masyarakat Jawa akan menggunakan makanan-makanan maupun sesaji yang dibuat sebagai salah satu unsur dalam melakukan ''slametan''. Begitu pula dengan ''slametan weton'' terdapat dua jenis makanan yang harus ada yaitu :
▲# '''Tumpeng'''
Bagi orang Jawa ''tumpeng'' merupakan suatu hal yang ''sakral''. Hampir semua ''slametan'' pada masyarakat Jawa menggunakan ''tumpeng.'' Menurut Sainem (Wawancara, 2 Desember 2015):
Baris 65 ⟶ 58:
Nasi ''tumpeng'' putih yang melambangkan sebagai pusat dari semua energi dan di sekeliling ''tumpeng'' ini terdapat sayuran dan ''bothok pelas'' yang memenuhi atau melingkari ''tumpeng''. Sayuran ini melambangkan harapan untuk mendapat ''pitulungan'' (pertolongan) Tuhan, selain itu agar do’a yang dipanjatkan tidak terputus, seperti do’a panjang rejeki, panjang umur, dan panjang akal atau pintar.
Bahan kedua yang digunakan adalah dua buah ''jenang'' merah dan putih. Menurut Sainem (Wawancara, 2 Desember 2015) bahwa:
|