Nyalawena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 16:
 
== Mitos ''Si Pacul'' dan ''Nyi Roro Kidul''==
[[Mitos]] sendiri mempunyai pengertian sebagai sebuah cerita rekaan yang berkaitan dengan [[Sastra|dunia sastra]]<ref>{{Cite web|url=https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-mitos|title=Pengertian Mitos|date=2019-03-20|website=Kanal Informasi|language=id-ID|access-date=2019-04-29}}</ref>. [[Mitos]] sering dikaitkan dengan hal yang [[Mistisisme|mistis]]. Padahal kedua hal itu sangat berbeda. Tidak semua hal yang [[Mistisisme|mistis]] adalah [[mitos]], dan semua hal yang berbau [[mitos]] kemungkinan [[Mistisisme|mistis]]. Dalam hal ini, cerita [[mitos]] mengenai Si Pacul dan [[Nyi Roro Kidul]] erat kaitanya dengan [[tradisi]] Nyalawena. [[Legenda]] ini berkembang di masyarakat [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]], [[Kabupaten Cianjur]]. Cerita ini diawali dengan kedatangan seorang yang mau bekerja di daerah [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]]. Orang tersebut menurut masyaratakat bekerja tanpa mengenal waktu di daerah dekat pantai<ref name=":0" />. Dia tidak mengindahkan peringatan masyarakat agar berhenti dahulu ketika waktu [[salat]]. tidak bekerja pada [[hari Jumat]], dan jangan bekerja menjelang [[Magrib (disambiguasi)|magrib]]. Namu peringatan ini tidak dipedulikan oleh orang tersebut, sehingga pada suatu hari orang tersebut hilang tanpa bekas, dan yang tertinggal hanya sebuah ''pacul'' di [[sawah]]. Kejadian tersebut dipercaya oleh masyarakat [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]] sebagai kejadian luar biasa, dan menghilangnya orang tersebut dipercaya telah dibawa ke Negara di bawah sagara laut untuk dijadikan pengawal [[Nyi Roro Kidul]] yang terkenal penguasa sebagai Ratu Pantai Selatan<ref name=":0" />.
 
Tokoh ''Si Pacul'' merupakan gambaran tentang seseorang yang tidak patuh terhadap [[Adat|aturan adat]]. Sebagai bentuk pengingat, maka masyarakat di [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]] sering memberikan [[sesajen]] untuk ''Si Pacul.'' Oleh karena itu, masyarakat dan para pendatang ([[Wisatawan|wisatawa]]<nowiki/>n) diharapkan patuh terhadap adat di tempat tersebut dan jangan melanggaar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh masyaraka tokoh adat. Karena sudah jelas, setiap yang melanggar pasti ada ganjarannya dan disetiap pelaksanaan Nyalawena tidak ada yang berani melanggar aturan-aturan yang ada di [[pantai Apra]], [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]]<ref name=":1">{{Cite journal|last=Setiawan|first=Irvan|date=2009-06-01|title=MITOS NYI RORO KIDUL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT CIANJUR SELATAN|url=http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/248|journal=Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya|language=ID|volume=1|issue=2|pages=188–200|doi=10.30959/patanjala.v1i2.248|issn=2598-1242}}</ref>.