Filsafat Jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
== Dimensi ==
Seperti halnya [[filsafat]] pada umumnya, filsafat Jawa juga memiliki dimensi-dimensi yang meliputinya, antara lain dimensi [[metafisika]], dimensi [[ontologi]], dimensi [[epistemologi]], dan dimensi [[aksiologi]]. Penggolongan dari setiap dimensi filsafat tersebut disesuaikan dengan cabang-cabang dalam [[Filsafat|ilmu filsafat]], yakni tentang [[ilmu pengetahuan]], tentang 'ada dan sebab pertama', tentang [[materi]], dan tentang [[Norma|norma-norma]].<ref>Sutrisna Wibawa, ''Filsafat Jawa,'' hal. 15-16</ref>
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa filsafat Jawa mengutamakan pada aspek kesempurnaan hidup lebih tepatnya kesempurnaan batin.<ref>Fatkur Rohman Nur Awalin, "Dunia Batin Jawa: Aksara Jawa Sebagai Filosofi dalam Memahami Konsep Ketuhanan" hal. 290-291</ref> Dalam filsafat Jawa, kesempurnaan itu bisa didapatkan [[manusia]] dengan cara berfikir dan merenungkan kaitan dirinya dengan [[Tuhan]]. Karena dalam filsafat Jawa yang menjadi tujuan adalah kesempurnaan hidup, maka setiap bidang dan dimensi yang ada dalam filsafat harus menyatu, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.<ref>Sutrisna Wibawa, ''Filsafat Jawa,'' hal. 56-57</ref>
== Referensi ==
|