Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tori Crystallea (bicara | kontrib)
Memperbaiki penampilan aksara Jawa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 196:
 
Beberapa istilah dalam aksara Jawa menurut aturan bahasa Jawa modern:
* ''Aksara nglegénanglegena'' ({{Jav|ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦔ꧀ꦊꦒꦺꦤꦲꦏ꧀ꦱꦫ ꦔ꧀ꦊꦒꦼꦤ|18px}}) adalah aksara dasar untuk menulis [[bahasa Jawa]] modern.
* ''Aksara murda'' ({{Jav|ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦩꦸꦂꦢ|18px}}) atau ''aksara gedé'' digunakan pada penulisan suatu nama, umumnya nama tempat atau orang yang dihormati. Seperti terlihat dalam tabel di atas, tidak semua aksara mempunyai bentuk ''murda'', karena itu apabila suku kata pertama suatu nama tidak memiliki bentuk ''murda'', maka suku kata kedua yang menggunakan ''murda''. Apabila suku kata kedua juga tidak memiliki bentuk ''murda'', maka suku kata ketiga yang menggunakan ''murda'', begitu seterusnya. Nama yang sangat dihormati dapat ditulis seluruhnya dengan ''murda'' apabila memungkinkan. Misal, "[[Pakubuwana]]" ditulis dengan pa, ka, ba, dan na ''murda'' ({{jav|ꦦꦑꦸꦨꦸꦮꦟ|18px}}). Aksara murda tidak boleh diberi ''pangkon'' dan tidak perlu digunakan pada awal kalimat.
* ''Aksara mahaprana'' ({{Jav|ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦩꦲꦥꦿꦤ|18px|0}}) adalah aksara yang secara harfiah berarti "dibaca dengan nafas berat". ''Mahaprana'' jarang muncul dalam penulisan aksara Jawa modern, oleh karena itu, seringkali tidak dibahas dalam buku mengenai aksara Jawa.<ref name=uni/>